Gigi Retak - Penyebab, Pencegahan, Perawatan, dan Cara Diagnosis

Gigi Retak - Penyebab, Pencegahan, Perawatan, dan Cara Diagnosis

Daftar Isi

Gigi retak mengacu pada fraktur gigi tahap awal, yaitu kondisi dimana terdapat celah atau garis retakan pada permukaan  gigi yang belum menyebabkan bagian gigi terpisah. Umumnya, celah tersebut berbentuk garis tipis memanjang seperti rambut pada lapisan enamel dan dentin.

Keadaan retak seringkali terjadi pada benda-benda keras karena benturan atau tekanan yang terlalu besar. Retak dapat menjadi tanda awal sebelum gigi mengalami patah atau kerusakan yang lebih parah.

Celah pada permukaan gigi bergaris seperti retak memungkinkan benda asing, seperti sisa-sisa makanan dan minuman, memungkinkan untuk masuk melewati celah tersebut.

Hasilnya, dentin yang seharusnya terlindungi dari paparan luar menjadi terekspos, sehingga menerima rangsangan dari benda asing. Hal ini mengakibatkan rasa nyeri, ngilu, dan sakit tak tertahankan pada gigi tersebut.

Meski seseorang dapat menahan rasa sakit saat mengonsumsi makanan dan minuman, perawatan tetap diperlukan untuk mencegah masalah pada gigi tersebut menjadi lebih parah.

Dalam artikel ini, Mydents Dental Care akan membahas secara detail tentang kondisi gigi retak; mulai dari penyebab sampai cara mengatasinya.

Penyebab Gigi Retak

Sebelumnya, dalam artikel gigi patah atau gigi pecah, yang dapat terjadi sebagai akibat dari membiarkan kondisi gigi retak, dijelaskan bahwa penyebab utama keretakan gigi sering kali berkaitan dengan benturan. 

Gigi retak halus dan gigi patah dapat terjadi pada semua gigi, baik gigi depan maupun gigi belakang.Berikut ini daftar penyebab umum yang dapat mengakibatkan keretakan pada permukaan gigi.

  1. Kebiasaan mengunyah dan menggigit benda keras, makanan maupun bukan makanan.
  2. Mengalami benturan, kecelakaan, atau trauma gigi yang memberikan tekanan berlebihan pada gigi.
  3. Meskipun gigi sensitif tidak secara langsung menyebabkan gigi retak, jika dibiarkan tanpa perawatan, kondisi ini berisiko memperburuk masalah gigi, termasuk kemungkinan keretakan atau penipisan enamel lebih lanjut.
  4. Kebiasaan bruxism atau menggertakkan gigi, baik saat tidur maupun terjaga, terutama ketika dalam keadaan marah, sedih, atau emosi berlebihan.
  5. Penyebab gigi retak yang berkaitan dengan faktor usia, di mana lansia cenderung memiliki ketahanan gigi dan tulang yang lebih lemah dibandingkan saat masih muda.
  6. Gigi berlubang atau karies yang tidak dilakukan penambalan dapat melemahkan struktur gigi, sehingga meningkatkan risiko retak akibat tekanan atau perubahan suhu.
  7. Perawatan berupa tambal gigi yang besar atau dalam dapat meningkatkan risiko gigi retak karena mengurangi struktur asli gigi yang mendukung kekuatan gigi.
  8. Perubahan suhu yang ekstrim, seperti mengkonsumsi makanan/minuman yang sangat panas kemudian langsung diikuti dengan makanan/minuman yang sangat dingin, dapat menyebabkan tekanan pada gigi, melemahkan lapisan enamel, dan memicu retakan kecil, mirip seperti kaca yang bisa retak akibat perubahan suhu mendadak.

Penyebab di atas seringkali tidak tunggal. Misalnya, seseorang memiliki kebiasaan bruxism saat tidur, ditambah dengan konsumsi makanan keras dan panas/dingin dapat meningkatkan risiko keretakan gigi.

Hal-hal demikian bisa mempercepat proses kerusakan gigi sampai membuat lapisan enamel terbentuk celah (retak).

Pencegahan Gigi Retak

Siapa pun tidak ingin mengalami gigi retak karena kondisi ini dapat menyebabkan rasa ngilu saat makan atau minum.

Kondisi retak dengan celah yang cukup lebar, memberi sensasi ngilu yang lebih intens, bahkan menjalar ke area lain. 

Berikut merupakan pencegahan agar gigi sehat Anda tidak mengalami masalah retak.

  1. Membersihkan gigi secara teratur dan dengan teknik yang benar untuk membantu menjaga enamel tetap kuat dengan mencegah penumpukan plak yang bisa berubah menjadi karang gigi dan melemahkan struktur gigi. Penting untuk tetap selektif memilih pasta gigi dan sikat gigi.  
  2. Apabila sudah ada gejala ngilu pada gigi gunakan pasta gigi untuk gigi retak yang mengandung kalium nitrat untuk membantu mengurangi sensitivitas pada gigi retak. Pilih sikat gigi yang berbulu halus (soft) dan pastikan untuk memeriksa label pada kemasan sebelum membeli.
  3. Gunakan benang gigi (flossing) dan obat kumur untuk memastikan tidak ada plak di antara gigi. Pilih dan gunakan obat kumur sesuai anjuran dokter gigi. 
  4. Menghindari segala macam penyebab yang sudah kami sampaikan di atas, terutama kebiasaan mengunyah benda yang keras.
  5. Menyadari jika Anda memiliki kebiasaan bruxism saat tidur, kemudian mengantisipasi dengan menggunakan mouthguard, terapi rutin, atau konsumsi obat yang diresepkan dokter gigi.
  6. Tidak sembarangan menggunakan gigi untuk memotong benda yang bukan makanan. Misalnya Anda suka memancing, jangan memotong senar pancing menggunakan gigi.
  7. Rutin konsultasi ke dokter gigi, pemeriksaan berkala dapat membantu mendeteksi masalah sejak dini, memberikan perawatan yang tepat, dan menjaga kesehatan gigi serta jaringan pendukungnya.

Gigi sensitif karena retakan ataupun pengelupasan enamel, dimana dentin tidak terlihat secara kasat mata bisa menyebabkan sensasi ngilu dan rasa tidak nyaman terutama retak yang celahnya bersentuhan langsung dengan dentin.

Oleh karena itu jangan sepelekan kondisi gigi retak ini. Selain memberi sensasi ngilu dan rasa tidak nyaman, juga berpotensi menjadi sumber masalah yang lebih besar jika dibiarkan.

Perawatan Gigi Retak

Pencegahan dilakukan sebelum munculnya keretakan pada gigi. Namun kalau sudah terjadi gigi retak, maka tindakan yang diperlukan sudah masuk ranah perawatan dan penanganan.

Penting untuk Anda perhatikan, gigi retak tidak dapat sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan.

Maka dari itu perawatan untuk mengatasi kondisi ini sangat penting. Lantas setelah perawatan, gigi retak bisa bertahan berapa lama?

Dengan perawatan yang tepat, gigi yang sudah dirawat dapat bertahan dalam kondisi baik selama bertahun-tahun, tergantung pada jenis perawatan yang dipilih. 

Berikut ini beberapa metode medis untuk mengobati gigi retak:

1. Tambal Gigi

Tambal gigi menjadi prosedur umum untuk perawatan gigi retak, terutama untuk kasus yang tidak terlalu parah. Prosedur ini efektif karena memungkinkan gigi asli tetap dipertahankan.

Retakan parah dapat membuat gigi goyang dengan merusak jaringan pendukung di sekitar akar atau memicu infeksi yang melemahkan pegangan gigi pada gusi dan tulang.

Analoginya, Anda bisa membayangkan sebuah tembok putih yang retak. Penambalan tembok dilakukan dengan melapisi bagian retak sebagai perekat dan pengisi.

Menjadikan celah yang terbentuk dari retakan tertutup kembali. Warna lapisan juga harus disesuaikan agar menyatu dengan warna asli tembok, sehingga tambalan tidak terlihat mencolok.Kurang lebih, prosedur tambal gigi untuk gigi retak seperti analogi tembok tersebut.

Berdasarkan jenisnya, ada tambal gigi sementara dan permanen. Dokter gigi akan merekomendasikan perawatan yang terbaik guna mengobati masalah Anda.

2. Crown Gigi

Crown gigi atau mahkota gigi, merupakan selubung gigi palsu yang terpasang dengan erat dan kuat di atas gigi asli yang mengalami kerusakan.

Pemasangan mahkota gigi dapat mengembalikan bentuk dan kekuatan gigi, serta mengantisipasi terjadinya gigi patah atau rusak lebih parah.

Mahkota gigi atau dental crown menjadi pilihan yang efektif dan efisien jika keretakan sudah parah dan sulit ditangani dengan tambal gigi.

Contohnya, gigi geraham pecah dan retak horizontal yang cukup parah menembus lapisan enamel jauh hingga sampai lapisan tengah dentin.

Untuk mendapat pertimbangan yang tepat terkait penerapan prosedur mahkota gigi untuk gigi retak, Anda bisa konsultasikan dulu dengan dokter gigi Mydents.

3. Veneer Gigi

Apabila kerusakan berupa retak terjadi di gigi bagian depan, seperti gigi seri,  veneer dapat menjadi pilihan yang tepat.

Mengapa demikian? Karena veneer dapat memperbaiki keretakan gigi sekaligus meningkatkan penampilan estetika gigi Anda.

Veneer pada dasarnya merupakan prosedur kosmetik yang bertujuan untuk  membuat gigi terlihat lebih putih dan menarik. 

Pemasangan veneer yang berupa lapisan khusus berbentuk cangkang melekat erat pada permukaan gigi, membuatnya dapat memberi tambahan kekuatan untuk mengatasi retak dan mencegahnya menjadi lebih parah.

4. Perawatan Saluran Akar

Kondisi gigi retak masing-masing pasien berbeda, perawatan saluran akar merupakan prosedur yang cocok untuk keretakan horizontal yang parah hingga gigi terbelah (split teeth)

Dalam hal ini, kondisi retak sudah menembus lapisan enamel, dentin, dan mengekspos jaringan lunak pulpa.

Perawatan saluran akar akan dilanjutkan dengan prosedur penutupan, bisa berupa pemasangan mahkota maupun penambalan gigi.

5. Cabut Gigi

Cabut gigi dapat menjadi salah satu pilihan pengobatan untuk gigi yang mengalami keretakan parah, terutama jika keretakan tersebut sudah mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada struktur gigi atau jika gigi tidak dapat diselamatkan melalui metode perawatan lainnya. 

Kemudian gigi yang sudah dicabut dapat digantikan dengan gigi palsu baik dalam bentuk gigi palsu lepasan maupun  permanen seperti implan gigi.

Untuk mengantisipasi efek samping setelah cabut gigi, seperti rasa sakit dan nyeri, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri, seperti obat sakit gigi Mefinal yang efektif untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut.

Pada dasarnya, setiap masalah kesehatan gigi dan mulut dapat diatasi dengan baik jika ditangani oleh tenaga ahli dan profesional yang berpengalaman.

Diagnosis Gigi Retak

Diagnosis gigi retak adalah proses mengidentifikasi adanya keretakan pada gigi  serta menentukan tingkat keparahannya. Dalam hal ini sebaiknya berkonsultasi langsung ke dokter di klinik gigi.

Namun, dalam beberapa kasus, Anda dapat melihat sendiri apakah Anda mengalami keretakan gigi. 

Kategori besar diagnosis ini dibagi menjadi dua (2); gigi retak terlihat dan gigi retak tak terlihat.

Kondisi ini punya beberapa gejala umum, seperti:

  1. Nyeri dan ngilu; saat menggigit, mengunyah, minum, bahkan terkena angin maupun tanpa rangsangan (sensitivitas yang meningkat).
  2. Adanya pembengkakan di sekitar garis gusi (gum line), 
  3. Terasa tidak nyaman di bagian gigi tertentu.
  4. Pada beberapa kasus, keretakan dapat terlihat dengan mata, menampakkan celah atau garis pada permukaan gigi.

Karena gejala gigi retak sering mirip dengan gejala masalah gigi lainnya,  diperlukan diagnosis lebih lanjut oleh dokter gigi, terutama jika keretakan tidak  terlihat.

Dalam pemeriksaan gigi retak, dokter gigi akan melakukan evaluasi visual dan, jika diperlukan, menggunakan pemindaian 3D untuk mendapatkan gambaran struktur gigi secara keseluruhan. Rontgen konvensional juga dapat dilakukan untuk melihat bagian dalam gigi, namun pemindaian 3D lebih detail untuk mendeteksi retakan yang kompleks atau parah.

Mengabaikan gigi retak tanpa penanganan dapat menyebabkan masalah serius; seperti abses gigi, kerusakan jaringan gigi dan sekitarnya, nyeri terus-menerus, hingga penyakit gusi kronis.

Biaya Perawatan Gigi Retak

Tidak ada obat gigi patah setengah atau seluruhnya; gigi patah hanya bisa ditangani dengan prosedur perawatan oleh dokter gigi. Sedangkan biaya untuk perawatan tergantung pada jenis prosedur yang dilakukan.

Prosedur ditentukan dari seberapa parah kondisi retak pada gigi pasien. Kondisi yang paling ringan (retak tak terlihat/kasat mata), seringkali dapat ditangani dengan tambal gigi.

Namun retak yang terlihat hingga mengekspos pulpa membutuhkan prosedur yang lebih kompleks yang mungkin tidak tunggal (lebih dari satu).

Tambal gigi untuk mengatasi gigi berlubang halus, retak, atau terkelupas mulai dari 200k di klinik gigi.

Informasi terkait biaya bisa sangat berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya. Oleh karenanya, konsultasikan dulu dengan dokter di klinik gigi terbaik Mydents Dental Care.

Demikian informasi gigi retak yang perlu Anda ketahui, mencangkup penyebab hingga perawatan dan cara mengobatinya. Semoga membantu, ya!

Ditinjau oleh: drg. Nisti Yulia

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...