Waspadai Kutil Lidah! Ini Ciri dan Cara Mengatasinya

Waspadai Kutil Lidah! Ini Ciri dan Cara Mengatasinya

Daftar Isi

Pernah menemukan benjolan kecil di lidah yang tidak kunjung hilang, dan membuat Anda panik? Bisa jadi itu merupakan kutil lidah. Apa sebenarnya benjolan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya? Pada kesempatan kali ini, Mydents Dental Care akan memberikan penjelasan lengkap mengenai kutil di lidah, termasuk gejala dan solusi penanganannya untuk Anda.

Sebenarnya, panik bukanlah respons yang baik. Anda hanya perlu tenang, memeriksakan diri ke dokter, dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Ini sama pentingnya dengan mengatasi kebiasaan buruk lain yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut, seperti bruxism (kebiasaan menggertakkan gigi) atau masalah lainnya.

Kutil mungkin terdengar tidak asing karena sering muncul di tangan, kaki, leher, atau wajah. Namun, kemunculan kutil di dalam rongga mulut, khususnya pada lidah, memang kerap membuat kita merasa khawatir. Kutil ini muncul di berbagai bagian lidah, seperti kutil di lidah bagian bawah, atas, atau samping.

Apa Itu Kutil Lidah dan Mengapa Tidak Boleh Diabaikan?

Kutil lidah adalah benjolan kecil, keras, kasar, dan biasanya berwarna putih atau merah muda, yang muncul akibat berbagai faktor. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari trauma, lidah tergigit, penurunan sistem imun tubuh, hingga infeksi virus. Virus yang bertanggung jawab atas infeksi ini adalah Human Papillomavirus Virus (HPV), oleh sebab itulah disebut juga sebagai HPV oral.

Kemunculan kutil di lidah seringkali disertai dengan gejala tidak nyaman, seperti kesulitan makan atau berbicara. Selain itu, HPV oral dapat menular melalui kontak mulut ke mulut, oral seks atau ciuman, dan berbagi barang pribadi.

Berbicara tentang virus HPV, menurut National Cancer Institute, terdapat lebih dari 200 jenis HPV, yang dikelompokkan menjadi dua kategori utama yaitu: HPV berisiko tinggi dan HPV berisiko rendah.

HPV berisiko tinggi, berpotensi jauh lebih besar menyebabkan kanker, di antaranya: HPV 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, dan 59. Sedangkan HPV berisiko rendah, jarang menyebabkan kanker, dan seringkali memunculkan kutil.

Dengan kata lain, mengabaikan kutil mulut, kelamin (kondiloma akuminata), anus, atau tenggorokan bukanlah pilihan yang bijak. Meskipun sebagian besar kutil tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya, penting untuk memastikan diagnosis demi mencegah kemungkinan terburuk.

Perlu diingat, kemunculan benjolan di bibir atau di lidah tidak selalu berarti kutil. Karena itu, sangat penting untuk konsultasi dengan tenaga medis profesional guna mendapatkan diagnosis yang akurat dan mengurangi kecemasan.

Penyebab Kutil Lidah: Dari Iritasi Biasa hingga Infeksi HPV

Sangat penting untuk mengetahui penyebab agar masalah kutil HPV di mulut tidak muncul kembali.

1. Trauma atau Iritasi

Trauma adalah cedera pada lidah akibat berbagai faktor, seperti lidah sering tergigit, mengalami benturan, luka karena benda tajam, luka di lidah karena virus, tambalan gigi rusak, atau konsumsi makanan yang terlalu keras.

Berbagai bentuk trauma ini dapat menyebabkan permukaan lidah mengalami penebalan jaringan yang terasa seperti benjolan. Umumnya, iritasi ringan ini bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.

Namun, meski trauma bisa menjadi penyebab tidak langsung munculnya kutil,  luka atau iritasi pada lidah tersebut memperbesar risiko infeksi virus HPV, yang kemudian bisa memicu pertumbuhan kutil di rongga mulut, terutama pada lidah.

Contoh lain, pada perokok karena merusak jaringan mukosa mulut, juga tidak langsung menyebabkan kutil, tetapi dapat meningkatkan risiko infeksi virus jika tidak ditangani dengan baik.

2. Infeksi Virus

Human Papillomavirus (HPV) terutama tipe 6 dan 11, adalah penyebab utama kemunculan kutil di lidah yang tampak seperti benjolan kecil, kasar, dan kadang seperti kembang kol. Virus ini bisa menular melalui kontak fisik terutama mulut ke mulut karena melibatkan lidah seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Virus HPV lebih berisiko menginfeksi tubuh jika ada luka atau kerusakan pada permukaan kulit atau mukosa mulut. Oleh karena itu, trauma pada lidah memperbesar kemungkinan seseorang terinfeksi dan mengalami pertumbuhan kutil.

3. Penurunan Imunitas

Seseorang dengan sistem imun tubuh yang kuat mungkin bisa bertahan dari infeksi HPV meski melakukan kontak fisik dengan pembawa virus. Sebaliknya, individu dengan sistem imunitas tubuh rendah, berisiko lebih tinggi terinfeksi HPV.

Penurunan sistem imunitas tubuh bisa disebabkan oleh penyakit HIV/AIDS atau efek samping penggunaan obat-obatan tertentu. Risiko infeksi akan semakin besar jika seseorang mengalami penurunan imun, trauma di lidah, dan kontak langsung dengan sumber virus. 

Jenis dan Gejala Kutil Lidah yang Harus Diwaspadai

Selain kemunculannya di area sensitif seperti mulut, kutil juga sangat mudah menular melalui kontak langsung. Beberapa jenis virus HPV bahkan berisiko tinggi memicu kanker, khususnya HPV tipe 16 dan tipe 18.

Perhatikan gambar kutil di lidah berdasarkan jenisnya berikut.

1. Papiloma Skuamosa

1. Papiloma Skuamosa (Kutil Lidah)

Papiloma Skuamosa adalah tumor lidah jinak non-kanker yang tumbuh di jaringan epitel skuamosa lidah. Jenis kutil ini disebabkan oleh infeksi virus HPV 6 dan 11. mengakibatkan pertumbuhan epitel skuamosa berlebihan, tampak seperti benjolan berukuran hingga 1 cm.

Meski Papiloma Skuamosa tidak menimbulkan gejala rasa sakit atau nyeri, pertumbuhan yang terus berlanjut di area sensitif seperti mulut tetap membutuhkan evaluasi untuk memastikan tidak berubah menjadi ganas.

2. Kutil Filiform

2. Kutil Filiform

Jenis kutil ini disebabkan oleh HPV 1, 2, 4, 27, dan 29; bentuknya menyerupai benang panjang yang tampak mencuat dari permukaan kulit, kalau melihatnya dari dekat. Dapat tumbuh di area wajah, baik itu mulut, hidung, atau sekitar mata.

Kutil filiform berisiko rendah mengakibatkan penyakit serius, sehingga masuk kategori tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun, kutil filiform di area wajah dapat mengganggu penampilan.

Hal yang perlu Anda waspadai adalah gejala kutil filiform yang dapat serupa dengan masalah kulit lainnya. Misalnya folikulitis yang menjadi infeksi parah dan menyebar jika dibiarkan, xanthelasma yang menjadi salah satu indikator adanya penyakit dalam, atau dermatitis kontak yang mengakibatkan reaksi alergi serius.

3. Verruca Vulgaris (Kutil Biasa)

3. Verruca Vulgaris

Verruca Vulgaris atau kutil biasa biasa muncul akibat infeksi HPV tipe 1, 2, 4, dan 7. Jika jumlah kutil bertambah banyak atau tidak kunjung sembuh, ini menjadi tanda bahwa sistem imun tubuh anda sedang lemah.

Meskipun sebagian besar infeksi HPV di luar tipe 16 dan 18 tergolong tidak terlalu berbahaya, penting untuk mengetahui langkah tepat yang harus diambil setelah muncul gejala. Perlu diingat ada banyak jenis kutil yang perlu diwaspadai, diagnosis tidak bisa hanya berdasarkan perkiraan atau mengira-ngira gejala yang terlihat. Anda tetap membutuhkan bantuan tenaga medis profesional untuk memastikan penyebabnya dan menentukan pengobatan yang sesuai.

Kutil Lidah vs Kondisi Mulut Lainnya

Ada banyak kondisi mulut lainnya yang memiliki gejala atau bentuk visual mirip dengan kutil atau HPV di lidah. Contohnya sariawan, kandidiasis, leukoplakia, atau herpes oral.

Kutil lidah, seperti yang dijelaskan sebelumnya, disebabkan oleh infeksi virus HPV. Sariawan (meski belum jelas penyebab pastinya), umumnya berkaitan dengan stres, benturan/trauma, dan iritasi.

Kandidiasis disebabkan oleh infeksi jamur bernama Candida albicans. Sedangkan leukoplakia merupakan kondisi iritasi yang mengakibatkan kutil lidah karena rokok jangka panjang. Serta herpes oral dipicu herpes simpleks 1 (HSV 1).

Secara lebih lengkap, berikut perbedaan antara kutil lidah, sariawan, kandidiasis, leukoplakia, dan herpes oral dari gejala serta visual.

Kondisi

Gejala

Visual

Kutil lidah

Biasanya tidak sakit/nyeri, tekstur terasa kasar, individu merasa ada yang mengganjal di lidah

Menonjol seperti kembang kol , berwarna putih atau merah muda,tekstur lebih kasar dibanding sekitarnya

Sariawan

Nyeri/sakit,terutama saat bersentuhan, bisa mengganggu bicara

Luka datar berwarna putih dengan tepi kemerahan, tidak menonjol

Kandidiasis

Mulut perih, kering, lidah terasa seperti ada rasa logam

Lapisan jamur putih seperti susu atau keju, bisa dikerok, tidak menonjol seperti kutil

Leukoplakia

Sering tanpa gejala

Plak putih/abu-abu tebal, tidak bisa hilang dengan dikerok

Herpes oral

Nyeri, gatal, kesemutan, kadang disertai demam

Luka melepuh berisi cairan bening, putih, atau kekuningan

Apakah Kutil Lidah Menular dan Berbahaya? Fakta vs Mitos

Agar Anda tidak panik saat menemukan benjolan di lidah, perhatikan fakta dan mitos berikut.

1. Apakah Kutil di Lidah Menular?

Ya, umumnya kutil di lidah itu menular terutama jika disebabkan oleh infeksi virus HPV. Namun, jika benjolan disebabkan oleh iritasi biasa (bukan HPV), maka tidak menular. Virus ini dapat berpindah melalui kontak langsung atau penggunaan barang pribadi bersama dengan penderita. Untuk memastikan penyebabnya, diagnosis medis oleh dokter sangat disarankan.

2. Apakah Kutil di Lidah Berbahaya?

Sebagian besar kutil di lidah akibat HPV berisiko rendah dan tidak berbahaya. Namun, ada juga tipe HPV berisiko tinggi yang berpotensi menyebabkan kanker, diantaranya: HPV 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, dan 59.

Kutil akibat HPV resiko rendah biasanya bisa sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2 tahun, terutama jika sistem imun tubuh Anda kuat. Sebaliknya, bila imunitas tubuh menurun atau stres berlebihan, kutil bisa bertahan lebih lama atau bertambah banyak.

Tindakan yang bijak adalah segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui tipe HPV yang menginfeksi, serta mendapatkan penanganan dan pencegahan yang tepat agar tidak muncul kembali.

3. Apakah Kutil Lidah selalu Tanda HIV?

HIV dan HPV merupakan dua virus yang berbeda. Keduanya sering dikaitkan karena penderita HIV/AIDS memiliki sistem imun tubuh yang sangat lemah, sehingga lebih mudah terkena infeksi HPV, termasuk kutil lidah.

Kemunculan kutil lidah sering kali disalah artikan sebagai tanda HIV, padahal kutil lidah HIV adalah mitos. Faktanya, siapa pun bisa mengalami kutil lidah akibat infeksi HPV, termasuk orang yang negatif HIV/AIDS. Meski orang dengan HIV/AIDS memang lebih rentan karena imunitas lemah, kehadiran kutil tidak bisa dijadikan patokan tunggal untuk diagnosis HIV.

Cara Mengatasi Kutil Lidah: Alami hingga Medis

Mengobati kutil di lidah secara alami bisa menjadi pilihan jika ukurannya masih kecil, tidak mengganggu aktivitas, dan belum menyebar. Meski begitu, penting untuk Anda perhatikan bahwa pengobatan alami membutuhkan waktu dan tidak selalu berhasil.

1. Cara Alami Mengatasi Kutil di Lidah

  • Berkumur dengan larutan garam, cara ini aman untuk semua kondisi mulut. Tujuannya untuk membersihkan mulut, mengurangi iritasi, dan mencegah penyebaran infeksi lebih parah.
  • Gunakan madu murni, jenis madu manuka lebih direkomendasikan karena madu manuka dikenal lebih efektif dibandingkan madu biasa. Caranya mudah, oleskan langsung madu tersebut ke kutil, kemudian diamkan beberapa menit untuk memberikan efek antibakteri dan antivirus alami, lalu bilas dengan berkumur.
  • Bawang putih, bisa digunakan dengan cara oles langsung, dibuat racikan obat kumur, atau dikonsumsi rutin. Bawang putih bermanfaat sebagai antiviral, anti-inflamasi, antibakteri, dan antijamur. Sehingga bisa membantu memperlambat pertumbuhan sekaligus mengecilkan ukuran kutil. 

2. Cara Medis Mengatasi Kutil di Lidah

  • Cryotherapy (krioterapi): merupakan metode menghancurkan jaringan abnormal dengan cara membekukan pada suhu dingin ekstrem. Umumnya menggunakan nitrogen cair yang kemudian langsung diterapkan di lokasi kutil.
  • Terapi menggunakan laser terkonsentrasi dengan akurasi tinggi untuk menghilangkan kutil secara presisi. Kelebihannya, proses penyembuhan luka lebih cepat, minim resiko infeksi  dan tidak membutuhkan jahitan seperti prosedur operasi. 
  • Salep antivirus: Dokter meresepkan salep antivirus untuk membantu membasmi infeksi HPV penyebab kutil. Penggunaan salep ini harus berdasarkan resep dokter.

3. Kapan Harus ke Dokter?

Anda bisa konsultasi dan memeriksakan diri ke dokter gigi spesialis penyakit mulut atau dokter spesialis THT. Sedangkan kalau Anda curiga ada kutil di bagian kelamin, perlu juga datang ke dokter kulit dan kelamin.

Segera konsultasikan ke dokter bila mengalami kondisi berikut:

  • Pengobatan alami tidak menunjukkan hasil positif.
  • Kutil justru tumbuh bertambah besar, atau jumlahnya semakin banyak.
  • Muncul gejala lain seperti sakit, nyeri, perih, atau mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Kutil mengeluarkan darah atau cairan.
  • Memiliki riwayat penyakit yang melemahkan sistem imun seperti HIV/AIDS.
  • Sebelumnya pernah terdiagnosis HPV atau infeksi menular seksual lainnya.
  • Memiliki kebiasaan seks oral atau ciuman yang melibatkan lidah dengan orang yang tidak pasti status kesehatannya.
  • Anda ingin memastikan diagnosis dan pengobatan secara tepat tanpa mengambil risiko.

Pencegahan dan Tips Menjaga Kesehatan Mulut agar Tidak Muncul Kutil

Kalau Anda belum mengalami kutil lidah, atau sudah dinyatakan sembuh, penting untuk mengambil langkah preventif untuk mencegah kutil muncul kembali. Berikut tips yang bisa Anda terapkan:

1. Menjaga Kebersihan Mulut

Langkah dasar yang sangat penting adalah menjaga kebersihan rongga mulut. Caranya sederhana, sikat gigi minimal 2x sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Untuk memaksimalkan kebersihan mulut, gunakan juga obat kumur antibakteri, dan benang flossing untuk mengangkat sisa makanan yang terselip di sela gigi. Virus HPV lebih mudah berkembang di mulut yang kotor atau mengalami iritasi.

2. Menghindari Penyebab Penularan

Menghindari semua penyebab penularan seperti menghindari seks bebas atau oral seks tanpa pengaman, dan juga tidak menggunakan alat pribadi bersama, seperti sikat gigi atau alat makan.

3. Rutin Kontrol ke Dokter Gigi

Kontrol ke dokter gigi setidaknya setiap 6 bulan sekali. Jika memiliki gejala atau masalah kesehatan mulut, jadwal kontrol bisa lebih sering sesuai anjuran dokter.

4. Vaksin HPV

Vaksin HPV sudah tersedia di Indonesia dan bisa Anda peroleh di klinik atau rumah sakit terdekat. Catatan: Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin HPV belum masuk program imunisasi nasional, sehingga belum tersedia di semua Puskesmas.

Pemberian vaksin HPV direkomendasikan untuk remaja dengan rentang usia 9 hingga 26 tahun. Sebagai persiapan untuk antisipasi tertular virus HPV setelah menikah atau melakukan aktivitas seksual saat waktunya.

Penutup: Tetap Tenang, Waspada, dan Jangan Tunda Periksa

Apakah benjolan di lidah selalu kutil? Benjolan di lidah tidak selalu berarti kutil, dan tidak semua gejala di lidah berarti kondisi berbahaya. Namun, semua perubahan di rongga mulut tetap perlu mendapat perhatian. Jangan tunda untuk periksa ke dokter terdekat.

Segera dapatkan bantuan profesional kalau menemukan gejala tidak biasa di dalam rongga mulut. Contohnya dengan konsultasi via chat terlebih dahulu di Mydents. Jika dirasa membutuhkan pertemuan untuk pemeriksaan, Anda dapat membuat janji temu.

Demikian informasi mengenai kutil lidah dan penyebab umumnya, yaitu infeksi virus HPV. Namun tidak menutup kemungkinan disebabkan oleh faktor lain. Semoga bermanfaat!

Ditinjau oleh: drg. Nisti Yulia

❓ FAQ Seputar Kutil Lidah

Kutil lidah adalah benjolan kecil, keras, kasar, dan berwarna putih atau merah muda. Penyebabnya bisa karena trauma (lidah tergigit), penurunan imunitas, atau infeksi virus HPV.

Ya, umumnya menular, sebab sebagian besar kutil disebabkan oleh infeksi virus HPV yang sangat menular. Sedangkan kutil karena iritasi biasa tidak menular.

Ya, kutil lidah bisa sembuh dengan sendirinya sekitar 2 tahun untuk orang yang memiliki sistem imun kuat. Sedangkan sistem imun lemah, kutil bisa menetap lebih lama, atau bahkan bertambah banyak.

Dari bentuknya, kutil menonjol, sariawan datar. Sedangkan dari gejalanya, kutil biasanya tidak sakit, sariawan nyeri/sakit. Kedua masalah ini tidak bisa ditangani dengan pijat akupuntur seperti sakit gigi.

Tidak. Kutil lidah bukan tanda HIV. Hanya saja, orang dengan HIV/AIDS lebih rentan terkena infeksi HPV karena sistem imun melemah.

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...