Bruxism - Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Bruxism Adalah - Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Daftar Isi

Bruxism merupakan suatu kebiasaan buruk menggertakkan gigi, menggesekan gigi (grinding), atau mengatupkan gigi terlalu keras (clenching). Kebiasaan ini dapat dilakukan secara sadar maupun tidak.

Perhatikan bahwa kebiasaan tanpa sadar itu tidak melulu dilakukan sewaktu seseorang sedang tidur. Bahkan saat sedang terjaga, tanpa sadar seseorang dapat melakukan kebiasaan yang membuat gigi mendapatkan tekanan berlebihan.

Mydents Dental Care memahami bahwa bruxism tidak seketika membawa dampak buruk saat itu juga. Namun, kalau kebiasaan terus berlanjut, bukan tidak mungkin akan timbul masalah kesehatan gigi dan mulut yang lebih serius.

Sebagaimana kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati, ya, lebih baik segera mengatasi bruxism daripada harus mendapat perawatan medis karenanya.

Dasar Pemahaman Bruxism

Apakah Anda pernah mengalami keadaan gigi berbunyi saat tidur (sleep bruxism)? Atau pernah menggertakkan gigi karena marah besar saat emosi sudah sampai puncak? Kedua contoh tersebut merupakan aktivitas parafungsional (abnormal) yang dilakukan tanpa sadar, dalam medis dikenal sebagai bruxism.

Sebagaimana yang sudah disampaikan, kebiasaan ini mungkin tidak memberi dampak negatif secara langsung, namun akan berdampak pada jangka panjang. Kebiasaan bruxism akan memberikan tekanan berlebihan pada gigi-geligi, alhasil, apabila terjadi terus-menerus akan mengakibatkan kerusakan gigi dan jaringan penyangganya, nyeri pada otot rahang, nyeri kepala, dan sebagainya.

Sebagai sebuah kebiasaan, tentunya bruxism memerlukan pengobatan bertahap. Tidak seperti masalah gigi berlubang yang dapat langsung diberi tindakan tambal gigi kemudian sembuh. Dengan demikian, waktu paling tepat untuk mengatasi bruxism adalah sekarang juga.

Bruxism – Semua Hal yang Perlu Anda Tahu

1. Pengertian Bruxism

Bruxism adalah sebuah kebiasaan buruk menggertakkan gigi, menggesekan gigi, atau mengatupkan gigi, yang dilakukan baik saat bangun maupun saat tidur. Faktanya, kebiasaan ini dapat mungkin terjadi sejak anak-anak.

Bruxism dalam medis dikategorikan sebagai aktivitas parafungsi, yaitu sebuah aktivitas tidak biasa (tidak umum) di rongga mulut.

2. Tanda dan Gejala Bruxism

Ada beberapa tanda dan gejala bruxism yang mungkin muncul, terutama jika sudah pada tingkat parah (kronis), beberapa di antaranya seperti:

a) Sakit Gigi

Tekanan dan gesekan yang diterima oleh gigi-geligi pada saat bruxism, apabila dilakukan terus menerus, akan menyebabkan gigi terkikis dan aus, bahkan bisa retak dan patah. Selain itu, kebiasaan bruxism yang mengikis lapisan terluar gigi (enamel) terus-menerus dapat menyebabkan gigi sensitif dan rentan terhadap stimulus dari luar, seperti minuman asam atau minuman dengan suhu dingin. Kebiasaan memberikan tekanan melebihi normal pada gigi-geligi juga dapat menyebabkan gigi goyang.

Sayangnya, kebiasaan bruxism waktu tidur sulit dideteksi, kecuali Anda memiliki pasangan yang tidur bersama Anda, yang dapat memperhatikan apakah Anda memiliki kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur atau tidak. Untuk melihat apakah gigi rapuh, retak, atau terkelupas biasanya tidak tampak secara kasat mata. Diagnosis yang lebih akurat sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter gigi spesialis di klinik gigi.

b) Nyeri pada Rahang

Bruxism berbeda dengan gejala sleep apnea, karena pada dasarnya kebiasaan menggertakkan gigi belum jelas kaitannya dengan pernapasan. Para ahli belum bisa menyimpulkan apakah sleep apnea mengakibatkan bruxism atau malah sebaliknya.

Bruxism dapat menyebabkan rasa nyeri dan pegal pada rahang, terutama di pagi hari setelah bangun tidur. Nyerinya terasa berdenyut dan dapat menjalar sampai telinga dan kepala.

Anda mungkin juga akan mengalami kesulitan membuka mulut lebar-lebar karena otot lelah dan tegang. Dengan demikian, bruxism dapat memicu kerusakan area mulut, khususnya di rahang dan sekitarnya.

c) Nyeri pada Kepala dan Wajah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa tekanan berlebihan pada saat bruxism dapat menyebabkan ketegangan pada wajah sehingga seringkali dapat menyebabkan nyeri pada kepala dan wajah.

3. Penyebab Bruxism

Penyebab pasti dari bruxism hingga kini belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko bruxism, antara lain:

  1. Stres, keadaan yang begitu tertekan. Contohnya, Anda memiliki atasan yang tidak manusiawi, selalu memberi tugas besar di luar tupoksi, namun pada saat bersamaan Anda tidak bisa melawan atau membantahnya.
  2. Depresi, sedih berkelanjutan yang ditandai dengan kehilangan minat dan semangat. Contohnya, Anda putus asa baru menyadari sekarang, bahwa bekerja selama lebih dari 30 tahun sebagai karyawan tidak menghasilkan apa-apa selain kesia-siaan.
  3. Marah, contohnya saat Anda melihat dengan mata kepala sendiri bahwa teman Anda yang tidak lebih pintar dari Anda berhasil menjadi kepala desa hanya karena bapaknya seorang camat.
  4. Kebiasaan aktivitas dan gaya hidup. Perokok dan orang yang sering mengonsumsi alkohol dan kafein lebih berisiko untuk melakukan bruxism daripada orang yang tidak melakukannya.

Penyebabnya memang tidak tunggal dan spesifik, merupakan gabungan dari beberapa kondisi yang pada akhirnya memicu kebiasaan bruxism. 

Menggertakkan gigi terus-menerus, lambat laun masuk ke alam bawah sadar, menjadi sebuah kebiasaan tanpa sadar, lalu terpicu kembali oleh faktor yang telah disebutkan di atas.

4. Risiko Membiarkan Bruxism

Risiko yang paling dekat jika membiarkan kebiasaan bruxism adalah keausan gigi. Ini merupakan kondisi di mana gigi kehilangan lapisan akibat terkikis terus-menerus, dimulai dari lapisan terluar (enamel).

Secara lebih lengkap, beberapa risiko membiarkan kebiasaan ini antara lain:

  1. Keausan gigi;
  2. Nyeri rahang;
  3. Sakit gigi;
  4. Sakit kepala;
  5. Telinga berdenging;
  6. Infeksi gigi;
  7. Ketegangan otot, dan sebagainya.

Pada intinya, semua risiko di atas berdampak buruk, memunculkan rasa tidak nyaman, dan berpengaruh pada kesehatan secara umum. Bukan hanya pada kesehatan gigi dan mulut, melainkan juga dapat melahirkan penyakit kronis.

5. Cara Mengatasi Bruxism

Nah, lantas bagaimana cara mengatasi gigi berbunyi saat tidur? Sebelum terjadi kerusakan gigi seperti retak atau patah (fraktur gigi). Cara menghilangkan menggertakkan gigi, antara lain:

a) Manajemen Stres

Mempertimbangkan penyebab bruxism yang umumnya karena stres, depresi, atau emosi, maka fokus mengatasi masalah menggertakkan gigi adalah manajemen stres, misalnya:

  1. Beraktivitas fisik, sederhana saja, Anda bisa berjalan kaki pagi hari secara rutin minimal 20 menit.
  2. Relaksasi untuk melemaskan otot, dapat meminimalisir terjadinya bruxism terutama saat tidur. Misalnya dengan yoga, tai chi, atau teknik relaksasi yang lainnya.
  3. Mendatangi psikolog untuk mengungkapkan keluh kesah jika orang-orang di sekitar tidak mau mendengarkan cerita Anda.
  4. Senantiasa melatih pikiran positif, bahwa keadaan rumit dan sengkarut kehidupan sekarang bukanlah akhir dari hidup itu sendiri. Yakinlah bahwa selalu ada perubahan ke arah yang lebih baik nantinya.
  5. Cobalah untuk mencukupi kebutuhan tidur, yaitu tidur yang berkualitas.

Beberapa cara manajemen stres akan lebih efektif jika Anda mendapat bantuan profesional. Sehingga sesuai dengan keadaan masing-masing dari Anda untuk memberi manfaat paling maksimal.

b) Menggunakan Mouth Guard

Mouth guard adalah alat kedokteran gigi yang dapat digunakan untuk melindungi gigi saat tanpa sadar Anda melakukan bruxism. Penggunaan alat ini meminimalisir dan mengurangi tekanan berlebihan yang terjadi antar gigi atas dan bawah.

Pada saat awal penggunaan mouth guard mungkin akan muncul rasa tidak nyaman, sehingga butuh adaptasi terlebih dahulu. Dokter gigi dapat menyesuaikan ukuran mouth guard ukuran gigi-geligi Anda supaya Anda lebih nyaman saat menggunakannya.

c) Perubahan Gaya Hidup

Untuk menghilangkan kebiasaan bruxism, Anda juga dapat memulai dengan mengubah gaya hidup yang tidak baik, misalnya dengan membatasi konsumsi kafein (kopi atau teh), nikotin (rokok), alkohol, dan soda. Penuhi kebutuhan serat dan nutrisi harian tubuh Anda agar lebih segar. Barengi juga dengan manajemen stres, khususnya aktivitas fisik, seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya.

d) Obat Resep Dokter

Jika Anda mengunjungi klinik gigi untuk mengobati bruxism, dokter gigi dapat memberikan resep obat kategori obat pelemas otot atau obat penenang otot. Meski bruxism sudah menjadi kebiasaan menahun, tetap dapat diatasi menggunakan prosedur yang tepat.

Menggertakkan gigi tanpa perawatan yang mengakibatkan fraktur gigi parah, membutuhkan prosedur pengobatan seperti penambalan gigi (dental filling) hingga pemasangan mahkota gigi.

Bruxism pada Anak

Faktanya, bruxism yang notabene menggertakkan gigi dapat menjadi kebiasaan sejak anak-anak. Sebagai orang tua, penting untuk mengontrolnya supaya bruxism tidak terjadi terus-menerus dan menjadi kebiasaan sampai dewasa. Bagaimana caranya?

Berdasarkan tanda dan gejalanya, bruxism pada anak dapat dilihat dari beberapa hal berikut.

  1. Laporan terkini dari orang tua atau saudara kandung pasien tentang terjadinya bunyi gertakan gigi saat tidur selama minimal 3 – 5 malam per minggu dalam 3 – 6 bulan terakhir;
  2. Keluhan sakit rahang dan gigi sensitif karena lapisan terkikis;
  3. Wajah terasa kaku setelah bangun tidur; dan
  4. Nyeri saat mengunyah makanan.

Untuk mendapatkan diagnosis secara rinci, dokter gigi akan melakukan banyak pemeriksaan, antara lain observasi subjektif, pemeriksaan klinis, analisis riwayat gangguan tidur, analisis riwayat kesehatan gigi, perekaman aktivitas otot rahang, dan lain sebagainya.

Perhatikan bahwa mengatasi bruxism dan mencegahnya merupakan dua hal yang berbeda. Apabila Anda sudah terlanjur memiliki kebiasaan bruxism, terdapat beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya. Namun jika belum, Anda dapat melakukan upaya pencegahan atau langkah preventif yang dapat dimulai sejak anak-anak dengan cara aman, antara lain: 

a) Menghindari Penyebabnya

Orang tua sebagai pelindung buah hati perlu memastikan bahwa anak-anak mampu menghindari berbagai penyebab menggertakkan gigi, terutama stres atau depresi. Usahakan orang tua dapat menjadi tempat muara cerita anak-anaknya, serta dapat mendengarkan anak dengan penuh kasih dan kepedulian.

Dengan demikian, nantinya anak akan terhindar dari stres dan depresi. Ajarkan juga kepada buah hati mengenai kebiasaan gaya hidup positif serta aktivitas fisik. Usaha ini akan berbuah manis dengan hasil anak-anak terhindar dari kebiasaan menggertakkan gigi.

b) Rutin Melakukan Pemeriksaan Gigi

Cara ini merupakan hal yang sangat penting, yaitu rutin melakukan pemeriksaan gigi ke klinik terbaik Mydents, setidaknya enam (6) bulan sekali.

Mengapa? Selain bruxism, ada banyak sekali jenis masalah gigi dan mulut. Pemeriksaan rutin dapat mengetahui gejala dan indikasi awal kemunculan masalah, sehingga Anda bisa memperoleh tindakan yang tepat sebelum masalah menjadi parah dan kronis.

Demikianlah Semua hal yang perlu Anda ketahui tentang bruxism gigi, semoga membantu ya!

Ditinjau oleh: drg. Rebecca Grace Agustina

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...