Tambal Gigi: Mempertahankan Senyuman Sehat
Daftar Isi
Tambal gigi atau Restorasi Gigi merupakan salah satu prosedur medis yang umum dilakukan oleh dokter gigi untuk memperbaiki dan merestorasi gigi yang rusak atau berlubang. Kerusakan gigi akibat gigi berlubang ataupun patah tentunya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pengidapnya.
Kondisi ini membuat seseorang mengalami rasa nyeri hingga kesulitan untuk makan. Untungnya, masalah ini dapat dicegah ataupun diatasi dengan prosedur tambal gigi. Namun, prosedur ini tidak boleh dilakukan sembarangan. Tindakan ini hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tujuan tambal gigi, prosedur yang terlibat, jenis bahan yang digunakan, dan bagaimana cara merawat tambalan untuk mempertahankan kesehatan gigi yang optimal.
Tujuan Tambal Gigi
Tambal gigi utamanya bertujuan untuk memperbaiki kerusakan gigi yang disebabkan oleh kerusakan struktural, seperti gigi berlubang, gigi retak, ataupun gigi patah. Selain itu, tambal gigi juga dapat mengembalikan fungsi normal gigi dalam mengunyah dan berbicara, mencegah kerusakan lebih lanjut, mencegah sakit gigi dan kehilangan gigi akibat kerusakannya, serta meningkatkan penampilan estetika senyum seseorang.
Prosedur Tambal Gigi
Prosedur penambalan gigi berbeda-beda, bergantung pada jenis bahan yang dipilih dan metode tambal gigi yang digunakan. Namun umumnya, prosedur tambal gigi melibatkan beberapa langkah, yang dimulai dengan pembersihan area gigi yang rusak dan penyediaan ruang untuk bahan tambalan.
Dokter gigi kemudian akan mengaplikasikan bahan tambalan ke area yang rusak dan membentuknya sesuai dengan struktur gigi yang asli, ataupun memasangnya jika tambalan tersebut dibuat secara tidak langsung di luar mulut dengan melibatkan proses laboratorium. Proses terakhir adalah penataan, penyesuaian, dan pemolesan tambalan sehingga cocok dengan gigi yang sehat dan terlihat alami.
Jenis Bahan Tambal Gigi
Ada beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk merestorasi gigi, termasuk:
1. Amalgam
Bahan campuran logam yang terdiri dari merkuri, perak, timah, dan tembaga sehingga menghasilkan bahan yang tidak sewarna gigi. Amalgam telah digunakan secara luas lebih dari 100 tahun sebagai bahan tambal gigi, karena daya tahannya yang baik, biaya yang terjangkau, dan awet hingga kurang-lebih dua puluh tahun.
Bahkan formulasi asli dari bahan ini telah banyak dimodifikasi untuk meningkatkan sifat fisiknya. Namun, saat ini amalgam sudah jarang digunakan karena efek samping toksisitas dan reaksi alergi yang dapat ditimbulkan.
2. Resin Komposit
Bahan tambal yang terbuat dari campuran resin plastik dan partikel keramik atau kaca. Resin komposit memiliki warna yang lebih mirip dengan gigi asli, membuatnya cocok untuk tambalan yang terlihat lebih natural.
Sifat fisiknya terbilang kuat walaupun tidak sekuat amalgam. Namun sayangnya, harga tambalan resin komposit sedikit lebih mahal dari bahan amalgam. Bahan ini bisa bertahan selama kurang-lebih lima tahun pada gigi.
3. Semen Ionomer Kaca (Glass Ionomer Cement/GIC)
Jenis bahan tambalan ini sewarna gigi dan menempel pada jaringan gigi secara kimiawi. GIC hampir mirip dengan resin komposit karena terdiri dari campuran asam akrilik dengan serbuk kaca silikat; namun, formulasi dan reaksi pengaturannya berbeda.
Biasanya, tambalan GIC banyak dianjurkan untuk pasien anak-anak. GIC juga menjadi salah satu pilihan tambalan yang baik, sebab bahan ini dapat menghasilkan fluorida yang mampu melindungi gigi dan mencegah terjadinya gigi berlubang di masa depan. Kegunaannya sangat bermanfaat bagi pasien dengan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik.
Sayangnya, jenis bahan ini kurang kuat bila dibandingkan dengan resin komposit. Biasanya, jenis bahan ini digunakan untuk tambalan kecil. Bisa juga GIC digunakan pada gigi yang berlubang besar, namun hanya sebagai dasar atau alas tambalan, sebelum akhirnya ditutup dengan bahan tambalan lain.
4. Campuran Ionomer dan Resin
Material generasi baru hasil modifikasi antara ionomer dan resin memiliki dua turunan material yang berbeda. Yang pertama, ialah Resin modified Glass Ionomer Cement (RM-GIC). Sementara yang lainnya, adalah Kompomer.
RM-GIC pada dasarnya adalah GIC yang mengandung resin, sehingga sifat materialnya lebih mirip dengan GIC/ionomer. Sedangkan kompomer lebih mirip dengan resin komposit. Campuran kedua bahan tersebut memiliki gabungan sifat GIC dan resin, serta sewarna dengan gigi.
5. Emas tuang (Cast Gold) dan Logam Campuran (Alloy)
Restorasi emas tuang dan aloi dibuat secara tidak langsung di luar mulut pasien dan membutuhkan fasilitas laboratorium, sehingga harganya lebih mahal. Keuntungan dari material ini adalah kekuatannya.
Jika ingin menambal gigi dengan bahan yang awet dan tahan lama, material emas bisa jadi pilihan tepat. Sebab, bahan ini sangat kokoh dan tidak menimbulkan korosi, sehingga bisa bertahan kurang-lebih lima belas tahun. Namun, kekurangan lainnya ialah warna bahan tambalan ini kurang estetik.
6. Porselen
Bahan tambal yang terbuat dari material porselen dibuat khusus untuk cocok dengan warna dan tekstur gigi asli. Porselen sering digunakan untuk tambalan gigi yang memerlukan ketahanan dan estetika yang tinggi. Dibanding bahan tambal gigi lainnya, porselen cenderung lebih tahan terhadap perubahan warna.
Keawetan jenis tambalan porselen bisa bertahan hingga kurang-lebih lima belas tahun. Namun, porselen memiliki potensi retak ataupun pecah, terutama jika daya kunyah pasien besar. Selain itu, pembuatannya pun sulit, sehingga harganya relatif lebih mahal.
Porselen bisa dicampur dengan logam agar tidak mudah rusak dan dapat menghambat pembusukan pada gigi yang dipasangi tambalan porselen.
Cara Merawat Tambalan
Tambalan gigi memiliki masa pakai yang terbatas, dan sekali gigi ditambal, maka tambalan perlu diganti beberapa kali semasa hidup pemiliknya.
Maka dari itu, merawat tambalan gigi dengan baik penting untuk mempertahankan kesehatan gigi dan mencegah masalah pada tambalan di masa depan. Beberapa langkah untuk merawat tambalan gigi meliputi:
- Kebersihan Gigi yang Baik: Sikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride, dan dilanjutkan flossing menggunakan benang gigi untuk membersihkan area di antara gigi.
- Atur Asupan Diet: Tingkatkan konsumsi makanan bergizi seimbang serta batasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula atau asam, seperti permen, minuman bersoda, atau makanan keras yang dapat merusak tambalan.
- Kunjungan Rutin ke Dokter Gigi: Penting untuk menjadwalkan kunjungan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan untuk pemeriksaan gigi dan membersihkan plak yang dapat mengancam tambalan.
Gigi sensitif cukup umum dialami setelah prosedur tambal gigi. Namun, keluhan ini biasanya akan segera hilang dengan sendirinya. Agar rasa tidak nyaman berkurang, pasien disarankan untuk melakukan beberapa instruksi pasca penambalan sebagai berikut:
- Tidak langsung makan sampai satu jam setelah penambalan
- Mengunyah menggunakan sisi mulut yang berlawanan dengan gigi yang ditambal
- Menghindari konsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas, dingin, manis, lengket, dan asam
- Tidak memberikan tekanan terlalu keras di sekitar area tambalan gigi.
- Menggosok gigi di sekitar tambalan dengan lembut
Reaksi alergi juga bisa baru diketahui beberapa saat atau beberapa hari setelah tambal gigi. Jika muncul reaksi alergi, seperti gatal dan ruam di sekitar lokasi penambalan gigi, segera konsultasi ke dokter untuk mengganti jenis tambalan.
Dengan menjaga kebersihan gigi yang baik dan mengikuti saran dari dokter gigi, tambalan gigi dapat bertahan lebih lama dan memberikan manfaat yang optimal bagi kesehatan gigi dan mulut Anda.
Dengan demikian, tambal gigi bukan hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga langkah penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan. Dengan pemahaman yang baik tentang penambalan gigi, kita dapat menjaga senyuman kita tetap sehat dan indah untuk waktu yang lama.
Ditulis oleh: Nabilah Dzikriya Rahman, S.K.G
Ditinjau oleh: drg. Vashty A. Josall