Sariawan di Tenggorokan: Penyebab dan Cara Mengobati

Sariawan di Tenggorokan

Daftar Isi

Sariawan di tenggorokan adalah kondisi munculnya luka kecil atau peradangan pada area belakang mulut, seperti dinding faring atau sekitar tonsil (amandel). Meski umumnya sariawan berada di bibir, lidah, atau bagian dalam pipi, kondisi ini juga bisa terjadi di bagian tenggorokan. Munculnya sariawan di tenggorokan bisa menyebabkan rasa sakit saat menelan, berbicara, atau makan. Meski terdengar mengkhawatirkan, kondisi ini cukup sering terjadi dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Secara medis, tenggorokan (faring) dan kerongkongan (esofagus) manusia itu berbeda dan memiliki fungsinya masing-masing. Namun dalam artikel ini, yang dimaksud dengan “tenggorokan” adalah bagian belakang rongga mulut, tepatnya pangkal mulut bagian dalam yang menuju ke saluran napas dan pencernaan. 

Sariawan di tenggorokan apakah berbahaya? Apakah berbeda dengan sariawan pada umumnya? Apa penyebab dan bagaimana cara mengobatinya?

Pada kesempatan ini, Mydents Dental Care akan membahas semua hal tentang kondisi ini. Sebelum masuk ke pembahasan lebih dalam, berikut adalah contoh gambar sariawan di tenggorokan:

Sariawan di Tenggorokan 2

Dari gambar di atas, tampak luka kecil berwarna putih di area pangkal mulut yang mengarah ke saluran tenggorokan. Luka ini dikelilingi oleh kemerahan atau peradangan ringan, dan bentuknya menyerupai sariawan bulat (aftosa).

Apakah itu benar-benar sariawan (Stomatitis aftosa) atau justru gejala dari  kondisi lain seperti infeksi lidah berjamur putih?

Apa Itu Sariawan di Tenggorokan?

Sariawan di tenggorokan adalah kondisi dimana luka kecil menyerupai stomatitis aftosa yang muncul di area belakang rongga mulut, tepatnya di pangkal mulut dekat saluran tenggorokan, atau bahkan di permukaan amandel. Luka ini biasanya berbentuk bulat atau oval  berwarna putih di tengah dengan tepi kemerahan, dan berukuran kecil hingga sedang. Bisa pula muncul sebagai sariawan di amandel.

 Sariawan ini umumnya masih dapat terlihat langsung dengan membuka mulut lebar sambil menggunakan bantuan cahaya, seperti senter atau flashlight ponsel, untuk memperjelas area tenggorokan.

Sebagaimana sariawan yang muncul di bibit, lidah, atau lokasi umum lain; sariawan di tenggorokan juga menimbulkan rasa nyeri. Namun karena lokasinya yang lebih dalam dapat menyebabkan kesulitan saat menelan dan berbicara.

Melihat contoh gambar bercak putih sariawan di tenggorokan di atas, ukurannya bisa dibilang sudah cukup besar. Jika jumlahnya lebih dari satu, selain mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini juga dapat memicu stress pada penderitanya karena rasa tidak nyaman yang terus-menerus.

Penyebab Sariawan di Tenggorokan

Kemunculan sariawan di area pangkal mulut dekat saluran tenggorokan biasanya tidak disebabkan oleh satu faktor saja. Apakah Anda pernah mengalami mulut tiba-tiba banyak sariawan? Penyebab sariawan banyak di mulut yang paling umum adalah:

1. Infeksi Virus dan Bakteri

Sariawan bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Salah satu contohnya adalah herpes simplex virus (HSV-1 atau HSV-2), yang dapat menimbulkan luka mirip sariawan di area mulut, termasuk tenggorokan. Penularannya bisa lewat kontak kulit, hubungan oral, seksual atau berbagi alat makan dengan penderita.

Selain herpes, infeksi umum seperti radang tenggorokan akibat virus, bakteri, atau jamur juga memicu luka serupa sariawan. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, khususnya anak-anak dan orang tua yang memiliki daya tahan tubuh lebih lemah.

Dexamethasone untuk sariawan merupakan obat keras yang tidak boleh digunakan sembarangan. Jika penyebabnya adalah jamur, penggunaan obat tersebut justru dapat memperparah infeksi.

Untuk mengetahui penyebab pasti sariawan, Anda sebaiknya periksakan ke dokter. Dokter akan mendiagnosis dengan akurat dan memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat.

2. Luka atau Cedera

 Sariawan juga bisa muncul akibat luka fisik atau cedera di dalam mulut. Umumnya, luka ini terjadi karena aktivitas seperti menyikat gigi terlalu keras atau tidak sengaja melukai jaringan mulut saat makan.

Sariawan di pipi dalam sering muncul karena tersodok sikat gigi. Hal yang sama bisa terjadi di bagian belakang mulut hingga tenggorokan, terutama jika Anda mengonsumsi makanan yang keras, tajam, atau panas, seperti keripik kasar, duri ikan, atau makanan berserat tajam. Bahkan, cedera ringan akibat tertelan makanan dalam kondisi tidak ideal juga bisa menyebabkan sariawan di tenggorokan.

3. Sistem Imun Menurun

Ketika sistem imun tubuh menurun, risiko munculnya sariawan di tenggorokan jadi lebih tinggi. Sistem imun yang sehat berfungsi untuk melawan infeksi dan menjaga jaringan tubuh tetap sehat. Namun, berbagai faktor mulai dari stres berlebihan, kurang tidur, hingga kelelahan fisik dan mental, semuanya bisa menurunkan daya tahan tubuh. dan membuka celah datangnya masalah kesehatan, termasuk sariawan.

Penyebab lain yang masih berkaitan dengan sistem imun adalah penyakit autoimun. Penyakit ini seperti pagar makan tanaman, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi dari ancaman luar, justru berbalik menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh sendiri.

4. Efek Samping Obat

Beberapa jenis obat-obatan tertentu bisa memicu munculnya sariawan, termasuk di area tenggorokan. Kondisi ini bisa terjadi karena obat mengganggu keseimbangan bakteri baik di mulut, mengiritasi jaringan lunak, atau menurunkan sistem imun tubuh secara tidak langsung.

Jenis Obat yang Bisa Menyebabkan Sariawan:

  1. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri penyebab infeksi. Namun,  efek sampingnya bisa mengurangi bakteri baik di mulut. Ketika flora normal terganggu, jamur seperti Candida albicans bisa tumbuh berlebihan, memicu infeksi sekunder (candidiasis) yang menyerupai sariawan hingga masalah gusi dan masalah mulut yang lain.
  2. Obat kemoterapi menyerang sel-sel tubuh secara menyeluruh, termasuk jaringan mulut, sehingga menjadi rentan iritasi, luka, dan akhirnya menimbulkan sariawan..
  3. Obat anti-inflamasi nonsteroid atau jenis obat OAINS, pil KB/KB suntik, serta obat epilepsi juga dapat memicu munculnya luka atau sariawan di bibir, lidah, maupun bagian lain termasuk tenggorokan.

5. Alergi Makanan

Alergi makanan tidak hanya menyebabkan gatal-gatal atau reaksi pada kulit, tapi juga dapat meningkatkan risiko munculnya sariawan di mulut. Dalam kondisi alergi parah, reaksi ini bahkan bisa menjalar ke tenggorokan dan menyebabkan pembengkakan yang mengancam nyawa.

Jika Anda memiliki riwayat alergi makanan, sangat penting  untuk selektif memilih makanan. Ingat, makanan yang Anda nikmati bisa berpotensi menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Rasa enak hanya sementara, tetapi dampaknya bisa bertahan lebih lama dari yang Anda bayangkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, perlu diingat bahwa munculnya bercak putih seperti sariawan di tenggorokan tidak selalu berarti sariawan biasa (Stomatitis aftosa). Bisa jadi, itu adalah gejala dari kondisi lain yang lebih serius dan perlu penanganan medis lebih lanjut.

Cara Mengobati Sariawan di Tenggorokan di Rumah

Apakah ada cara menyembuhkan sariawan di tenggorokan di rumah? Tentu saja ada! Bahkan, tanpa pengobatan medis pun, sariawan umumnya akan sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu. Namun, bukan berarti harus dibiarkan begitu saja. Pengobatan rumahan bertujuan agar sariawan lebih cepat sembuh. Berikut ini beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan di rumah:

1. Berkumur dengan Air Garam

Bukan berkumur biasa, melainkan kumur gargle atau kumur hingga ke area tenggorokan menggunakan larutan air garam. Caranya cukup mudah: larutkan setengah sendok teh garam dalam segelas air hangat (sekitar 200 ml). Kumur selama 30 detik, fokuskan di area tenggorokan, lalu buang. Setelah itu, jangan langsung membilas dengan air bersih atau menelannya. Kandungan dalam garam mampu membantu mengontrol jumlah bakteri dan jamur di area sariawan, sehingga bisa mempercepat penyembuhan.

 Bagi Anda yang memiliki tekanan darah tinggi atau sedang membatasi asupan natrium, sebaiknya hindari cara ini. Meskipun larutan garam tidak ditelan, tetap ada risiko penyerapan natrium yang tertinggal di mulut dan tenggorokan, yang berpotensi mempengaruhi tekanan darah.

2. Konsumsi Minuman Alami Pereda Sariawan

Selain berkumur, Anda juga bisa membantu meredakan sariawan di tenggorokan dengan  mengonsumsi minuman alami yang punya efek menenangkan dan anti-radang. Beberapa contoh minuman yang bisa Anda coba yaitu madu, air kelapa, atau minuman hangat (sebisa mungkin dengan suhu paling tinggi yang masih nyaman ditelan).

Madu dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan anti bakteri yang  bermanfaat mengurangi peradangan serta rasa nyeri pada sariawan. Sementara itu, air kelapa membantu menjaga hidrasi tubuh dan menenangkan area yang teriritasi.

Namun perlu diingat, minuman ini bukan obat instan yang langsung menyembuhkan sariawan,  tetapi hanya mengurangi gejala agar Anda merasa nyaman, sekaligus mempercepat proses penyembuhan.

3. Suplemen Vitamin C dan B Complex

Salah satu cara efektif untuk mengatasi dan mencegah sariawan di tenggorokan adalah dengan mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin C dan vitamin B complex. Kedua jenis vitamin ini terbukti penting untuk mendukung sistem imun dan mempercepat proses penyembuhan luka di mulut. 

Contoh sumber vitamin C yang bisa Anda dapatkan yaitu dari tomat, pepaya, jeruk manis (hindari yang terlalu asam karena bisa memperparah luka sariawan), strawberry, jambu biji. Sedangkan vitamin B complex dari sayuran hijau, telur, ikan, hati ayam, susu dan produk olahannya.

4. Hindari Makanan yang Memperparah

Jenis makanan yang dapat memperparah kondisi sariawan dan perlu dihindari meliputi makanan pedas, panas, asam, dan keras atau tajam. Salah satu cara paling efektif sebagai obat sariawan di tenggorokan secara alami adalah dengan selektif memilih makanan. Hindari makanan yang bisa memicu luka lebih parah atau memperburuk peradangan.

Untuk daftar anjuran dan pantangan makanan secara lengkap, Anda bisa melihat bagian khusus yang kami sediakan di bawah artikel ini.

5. Menjaga Kebersihan Mulut

Tips menjaga kebersihan mulut saat sariawan diantaranya: tetap menggosok gigi dua kali sehari dengan lembut, gunakan sikat gigi berbulu halus, gunakan obat kumur antiseptik jika perlu untuk mengontrol pertumbuhan bakteri.

Mulut yang bersih adalah musuh alami sariawan. Dengan kebersihan yang terjaga, luka sariawan akan lebih cepat sembuh dan tidak mudah kambuh.Sebaliknya, kebersihan mulut yang buruk justru memperparah sariawan serta meningkatkan resiko munculnya berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies, plak, bau mulut, hingga radang gusi.

Kapan Harus ke Dokter?

Sariawan di tenggorokan pada anak sebenarnya sama dengan orang dewasa, dapat sembuh dengan sendirinya antara 1 sampai 2 minggu. Namun, anak–anak mungkin akan lebih rewel jika merasakan gejala sakit dan nyeri. Sedangkan orang dewasa biasanya lebih tahan dan membiarkan sariawan sembuh dengan sendirinya.

Lantas, kapan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter? Berikut ini kondisi yang mengharuskan Anda segera membawa masalah sariawan ke dokter.

1. Tidak Membaik setelah 10 Hari

Jika Anda sudah mencoba berbagai cara alami atau perawatan rumahan, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda membaik dalam 10 hari, ini saatnya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.

Pemeriksaan medis akan membantu memastikan penyebab pasti sariawan dan memungkinkan dokter memberikan tindakan yang tepat, baik berupa obat topikal, sistemik, atau terapi lain yang sesuai dengan kondisi Anda. Penanganan yang cepat akan mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan.

2. Disertai Gejala Mengkhawatirkan

Segera konsultasikan ke dokter jika sariawan di tenggorokan disertai gejala yang mengkhawatirkan, seperti: demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius (terutama disertai dengan mulut pahit), kesulitan bernapas atau gangguan pada saluran pernapasan, dan nyeri hebat yang tak tertahankan atau terus memburuk. Tenggorokan merupakan jalur utama pernapasan. Maka, jika gejala sariawan mempengaruhi kemampuan bernapas, bisa jadi itu merupakan indikasi adanya gangguan serius pada saluran napas yang perlu segera ditangani secara medis.

3. Riwayat Penyakit Autoimun atau HIV

Jika Anda memiliki riwayat penyakit autoimun (seperti lupus, Crohn, atau Behçet’s disease), Anda membutuhkan penanganan sariawan yang lebih spesifik dan tidak bisa disamakan dengan kasus umum. Begitu juga pada penderita HIV/AIDS, sistem kekebalan tubuh yang terganggu membuat sariawan bisa menjadi lebih sering muncul, lebih luas, dan lebih sulit sembuh.

Segera konsultasikan ke dokter, terutama jika sariawan terasa lebih parah atau muncul berulang kali. Anda juga bisa memulai dengan konsultasi online gratis lewat chat dokter gigi. Jika dalam 10 hari tidak ada perkembangan, segera buat janji temu untuk pemeriksaan langsung.

Konsultasi Sekarang!

Pengobatan Medis untuk Sariawan di Tenggorokan

Pengobatan medis merupakan langkah penyembuhan  yang berdasarkan prinsip ilmiah dan praktik kedokteran modern. Dibandingkan pengobatan rumahan, metode ini lebih terukur, aman, dan disesuaikan dengan kondisi pasien secara menyeluruh.

Dokter akan menentukan penanganan terbaik berdasarkan tingkat keparahan sariawan, riwayat kesehatan pasien, serta penyebab utama dari kemunculan sariawan tersebut.

1. Pemberian Obat Anti-Inflamasi dan Analgesik

Pada kasus ringan hingga sedang, dokter umumnya akan meresepkan  obat anti-inflamasi seperti benzydamine atau diklofenak. Tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri, meredakan peradangan tenggorokan, dan mempercepat penyembuhan.

Selain itu, dokter juga akan memberikan rekomendasi obat sariawan di tenggorokan di apotik seperti paracetamol, ibuprofen, asam mefenamat, dan lidokain atau benzokain (biasanya dalam bentuk semprotan atau gel). Pemberian obat dilakukan dengan dosis terukur, disesuaikan dengan kondisi pasien. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan efektivitas pengobatan sekaligus meminimalkan risiko efek samping.

2. Pemberian Antibiotik atau Antiviral sesuai Kondisi

Jika sariawan di tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Namun, bila penyebabnya adalah infeksi virus seperti herpes simplex, atau jika pasien memiliki riwayat HIV, atau penyakit imun lainnya, dokter akan meresepkan obat antiviral.

3. Pemberian Kortikosteroid Topikal atau Sistemik

Untuk kasus sariawan di tenggorokan yang tergolong parah, misalnya luka meluas, terasa sangat nyeri, atau tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid, baik dalam bentuk topikal (oles) maupun sistemik (oral atau injeksi). Penggunaan obat ini umumnya dilakukan jika terapi standar seperti obat anti-inflamasi atau analgesik tidak memberikan hasil yang memadai.

Mengabaikan sariawan di tenggorokan tanpa pengobatan bisa berujung pada komplikasi lain, seperti demam tinggi, infeksi sekunder, hingga gangguan pernapasan. Jadi, jangan tunggu terlalu lama untuk mendapat perawatan medis yang tepat.

Cara Mencegah Sariawan di Tenggorokan

Bagaimanapun juga, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Setelah sariawan berhasil sembuh, sangat disarankan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan agar kondisi ini tidak datang kembali, apalagi di lokasi yang sensitif seperti tenggorokan. Berikut beberapa cara yang bisa anda lakukan:

1. Menjaga Pola Makan

Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting untuk mencegah sariawan, termasuk yang muncul di area tenggorokan. Hindarilah makanan yang dapat memicu iritasi seperti makanan terlalu pedas, asam, atau panas berlebihan. Selain itu, pastikan Anda mengonsumsi cukup air setiap hari agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Kondisi mulut yang kering dapat memicu pertumbuhan bakteri jahat lebih cepat, sehingga memperbesar risiko timbulnya sariawan dan masalah mulut lainnya.

2. Mencukupi Kebutuhan Gizi

Cukupi kebutuhan gizi harian, terutama vitamin C dan B Complex. Kedua vitamin ini berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh, mempercepat regenerasi sel, dan mencegah peradangan. Semua kebutuhan gizi ini terdapat dalam buah dan sayur, juga kacang-kacangan serta makanan bergizi lain.

3. Mengelola Stress

Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak langsung pada sistem imun, cobalah kelola stres dengan cara yang sehat, seperti berolahraga ringan, bermeditasi, berbicara dengan orang terdekat, atau menekuni hobi yang Anda sukai. Jika Anda merasa beban terlalu berat, jangan ragu mencari bantuan profesional, misalnya lewat sesi coaching, konseling, atau berkonsultasi dengan psikolog.

4. Mencukupi Kebutuhan Tidur

Kurang tidur bukan hanya bikin ngantuk seharian, tetapi juga bikin imun tubuh melemah. Tidur yang cukup membantu tubuh memperbaiki diri dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap optimal.

5. Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut

Meski Anda merasa tidak memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut, menjaga kebersihan mulut secara maksimal tetap harus menjadi prioritas. Ini adalah langkah pencegahan untuk meminimalisir kemungkinan munculnya berbagai masalah, termasuk sariawan di tenggorokan. Mulai dengan sikat gigi teratur (menggunakan siwak saat puasa), berkumur dengan obat kumur, dan flossing untuk mengambil sisa makanan di sela gigi.

6. Menghindari Pemicu dan Penyebab

Segala macam pemicu dan penyebab sariawan harus Anda hindari. Contoh mudahnya, jika Anda punya alergi terhadap bahan makanan tertentu, tentu saja Anda tidak perlu mengkonsumsinya, atau, sikat gigi secara perlahan agar tidak menimbulkan cedera.

Apakah Sariawan di Tenggorokan Bisa Menular?

Jawabanya: tidak menular. Sariawan (Stomatitis aftosa) bukan penyakit menular, baik melalui kontak fisik maupun cairan. Namun, berbeda jika gejala yang mirip sariawan tersebut ternyata merupakan disebabkan oleh penyakit lain, seperti infeksi virus herpes simplex yang memang bersifat menular.

Maka dari itu, memeriksakan diri ke dokter adalah langkah bijak bila Anda ragu. Dengan diagnosis yang tepat, Anda bisa mendapatkan penanganan sesuai penyebabnya, bukan hanya menebak-nebak.

Sariawan di Tenggorokan pada Anak dan Lansia

Anak-anak dan lansia termasuk kelompok yang lebih rentan mengalami sariawan, termasuk di bagian tenggorokan. Alasannya cukup jelas, sistem imun tubuh mereka untuk melawan virus dan bakteri jahat di dalam mulut lebih lemah daripada orang dewasa.

Selain soal imun, ada pula kebiasaan sehari-hari yang meningkatkan risiko mengalami sariawan. Contohnya kebiasaan merokok (untuk lansia), memakai gigi palsu yang yang tidak bersih, kurang menjaga kebersihan mulut,hingga pola makan yang tidak seimbang dan minim gizi.

Jika sariawan terjadi pada anak, sebaiknya langsung konsultasikan ke dokter gigi spesialis anak. Mereka lebih paham cara menangani kondisi mulut anak yang masih sensitif. Sementara untuk lansia, pemeriksaan awal ke dokter gigi umum bisa menjadi langkah pertama. Bila diperlukan, dokter akan memberikan rujukan lanjutan ke spesialis kulit atau THT tergantung hasil pemeriksaan.

Anjuran dan Pantangan Makanan saat Sariawan di Tenggorokan

Berikut ini contoh rekomendasi dan larangan makanan ketika mengalami masalah sariawan di mulut.

1. Anjuran Makanan

  • Jeruk manis (hindari yang asam)
  • Buah delima
  • Sayuran hijau
  • Yoghurt
  • Susu sapi
  • Susu kedelai
  • Madu
  • Air kelapa
  • Telur
  • Pepaya
  • Semangka
  • Daging ikan
  • Tiram
  • Hati ayam
  • Labu
  • Kentang
  • Brokoli
  • Bubur

Kategori ini umumnya terdiri dari makanan yang lembut, mudah ditelan, serta tinggi kandungan vitamin C dan B Complex. Pengolahannya pun sebaiknya direbus, dikukus, atau ditumis ringan, bukan digoreng atau dibakar.

2. Pantangan Makanan

Saat sedang sariawan di tenggorokan, ada baiknya Anda menghindari makanan yang bisa memperparah luka atau memperlambat proses penyembuhan, seperti:

  • Makanan panas
  • Makanan pedas
  • Makanan berminyak
  • Makanan asam
  • Makanan keras atau susah dikunyah

Lebih baik menghindari makanan dengan kategori di atas, contohnya gorengan, sup panas, daging keras, atau jus buah yang terlalu asam.

Kesimpulan: Jangan Sepelekan Sariawan Tenggorokan

Sariawan bukanlah masalah kesehatan mulut yang bisa dianggap sepele. Dampak paling langsung adalah munculnya rasa nyeri, yang tentu sangat mengganggu aktivitas harian. Apalagi jika sariawan muncul di area tenggorokan, jelas akan mempersulit proses makan, menelan, hingga berbicara.

Meskipun sariawan umumnya bisa sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu, membiarkannya tanpa perawatan dan pengobatan apa-apa bukan tindakan yang bijak. Paling tidak, Anda bisa menerapkan cara mengatasi sariawan secara alami di rumah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Jika cara alami tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda sariawan membaik setelah 10 hari, dan disertai munculnya gejala lain yang mengkhawatirkan, atau Anda memiliki riwayat penyakit yang berkaitan dengan sistem imun tubuh, Anda sudah harus berkonsultasi dengan dokter.

Mulailah lebih peduli dengan kesehatan gigi dan mulut, bahkan dari hal-hal kecil. Mencegah sariawan selalu lebih baik daripada mengobati. Karena begitu muncul, rasa tidak nyamannya bisa benar-benar mengganggu.

Ingin konsultasi dengan dokter gigi profesional? Sekarang nggak perlu repot! Anda bisa langsung datang ke klinik Mydents Dental Care, atau cukup chat gratis sambil rebahan di rumah dengan dokter gigi profesional. 

Demikian penjelasan lengkap mengenai sariawan di tenggorokan, meski tidak berbeda dengan sariawan di lokasi umum seperti bibir atau lidah. Tempatnya di tenggorokan jauh lebih mengganggu daripada di lokasi lain. Ada pertanyaan terkait kondisi spesifik? Konsultasi dulu aja, gratis, kok.

Ditinjau oleh: drg. Nisti Yulia

❓ FAQ Seputar Sariawan di Tenggorokan

Penyebab utama sariawan di tenggorokan termasuk infeksi virus atau bakteri, luka akibat makanan, sistem imun menurun, efek samping obat-obatan, dan alergi makanan.

Pengobatan rumahan termasuk berkumur dengan air garam, konsumsi madu dan air kelapa, suplemen vitamin C dan B complex, serta menjaga kebersihan mulut dan pola makan.

Jika sariawan tidak sembuh setelah 10 hari, disertai demam tinggi, gangguan napas, atau Anda memiliki riwayat penyakit autoimun atau HIV, segera konsultasi ke dokter.

Stomatitis aftosa tidak menular, namun jika luka disebabkan oleh infeksi virus seperti herpes simplex, maka bisa menular melalui kontak langsung.

Makanan yang perlu dihindari antara lain makanan pedas, asam, panas, keras, dan berminyak karena dapat memperparah iritasi di tenggorokan.

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...