Apa Itu Gummy Smile - Ketahui Penyebab, Dampak, dan Perawatan

Daftar Isi

Gummy smile atau dalam istilah medis disebut juga sebagai excessive gingival display merupakan kondisi dimana bagian gusi yang terlihat berlebihan ketika seseorang tersenyum. Umumnya, kondisi gummy smile hanya berkaitan dengan estetika atau tampilan, dan sangat jarang bersinggungan dengan kesehatan gigi dan mulut.

Meski begitu, tidak sedikit orang yang merasa kurang percaya diri memilikinya. Beberapa figur terkenal di Indonesia yang memiliki gummy smile contohnya Tya Ariestya, Yessica Tamara, atau Chika JKT48. Sedangkan untuk artis luar, ada Jennie Blackpink, Suga BTS, atau Gwen Stefani.

Lantas, apa sebenarnya keadaan gummy smile, apa saja penyebabnya, apakah hal ini memberi dampak yang signifikan, serta bagaimana treatment untuk menghilangkannya? Berikut informasi yang sudah Mydents Dental Care rangkum untuk Anda terkait gummy smile.

Arti Gummy Smile

Gummy smile adalah keadaan gusi tampak berlebihan ketika seseorang tersenyum. Bagi sebagian orang, keadaan ini mungkin mengurangi kepercayaan diri. Sebab, gusi memiliki porsi yang lebih lebar dan dianggap kurang proporsional atau ideal.

Sebagaimana yang sudah kami sampaikan, umumnya keadaan tersebut hanya berkaitan dengan persoalan estetika atau keindahan semata. Dan sangat jarang berkaitan dengan masalah kesehatan seseorang.

Berapa panjang gusi sampai bisa dikatakan memiliki gummy smile? Menurut beberapa sumber ilmiah kedokteran gigi, seseorang dikategorikan memiliki gummy smile jika jarak antara gusi dengan tepi bibir atas ketika tersenyum lebih dari 3-4 milimeter, sebagian sumber lain ada juga yang menyebutkan bahwa lebih dari 2 milimeter sudah dikategorikan gummy smile. Kesimpulan secara umum, bila jarak gusi dengan bibir atas lebih dari 4 milimeter maka senyuman terlihat “kurang menarik”. Pada kondisi yang lebih parah, gusi dapat terlihat bahkan ketika seseorang hanya berbicara (bukan tersenyum).

Jadi secara sederhana, senyum gummy adalah senyum kelihatan gusi. Bagaimana, apakah Anda mengalaminya? Atau Anda mengenal seseorang yang memilikinya?

Penyebab Gummy Smile

Keadaan ideal seseorang saat tersenyum adalah seimbang dan selaras antara bentuk gigi dengan porsi gusi. Setiap orang unik dan spesial, bagaimana pun kita harus tetap bersyukur karena masih bisa tersenyum, terlepas dari apakah itu senyum ideal atau bukan.

Lantas, apa saja faktor yang menjadi penyebab gummy smile? Ternyata ada beberapa penyebab gummy smile, dan penyebab ini merupakan multifaktorial, yaitu dapat terjadi lebih dari satu faktor, antara lain:

1. Pertumbuhan Gusi Berlebihan

Salah satu penyebab gummy smile yang berkaitan dengan kesehatan adalah pertumbuhan gusi yang berlebihan atau disebut dengan hiperplasia gingiva. Gusi tampak lebih besar yang menjadikannya tampak memenuhi sebagian atau seluruh bagian saat tersenyum. 

Pembesaran gingiva ini dapat terjadi karena beberapa penyebab, yaitu infeksi bakteri yang menyebabkan radang gusi (gingivitis/periodontitis) atau bisa juga diakibatkan efek samping dari penggunaan obat seperti phenytoin (obat kejang), cyclosporin (immunosupresan), dan calcium channel blockers (obat darah tinggi dan jantung).

2. Ekstrusi Dentoalveolar 

Gigi depan rahang atas yang tumbuh terlalu jauh, akan diikuti oleh pertumbuhan gusi yang turut jauh untuk menutupinya. Dalam medis, keadaan tersebut dikenal sebagai ekstrusi dentoalveolar, yaitu gigi tumbuh memanjang sampai keluar dari garis standarnya.

3. Pertumbuhan Vertikal Rahang Atas yang Berlebihan 

Faktor penyebab gummy smile bisa berasal dari pertumbuhan tulang rahang atas yang berlebih. Seseorang yang punya pertumbuhan tulang rahang atas berlebih secara vertikal, setengah wajah bagian bawah akan terlihat memanjang, hal ini juga yang membuat seseorang, tersenyum seringkali menunjukkan porsi gusi yang banyak kalau dibandingkan dengan senyum ideal.

4. Bibir Atas Terlalu Pendek

Ukuran wajah terutama bibir juga berpengaruh, apakah bibir bawah dan bibir atas seimbang atau sebaliknya. Gummy smile yang terjadi pada gigi atas, biasanya disebabkan oleh bibir atas yang terlalu pendek dan tipis.

5. Hipermobilisasi Bibir Atas

Otot bibir atas yang hiperaktif dapat menyebabkan bibir atas tertarik ke dalam secara berlebihan saat tersenyum, sehingga memperlihatkan lebih banyak jaringan gusi. Apabila jarak total yang dilalui oleh bibir selama tersenyum melebihi 6-9 mm dibandingkan saat fase istriahat, maka bibir dikatakan hipermobilisasi. Penyebab utama dari hal ini  pada umumnya dikaitkan dengan hiperaktivitas otot elevator bibir atas.

Dampak Gummy Smile

Nah, kira-kira apakah ada dampak buruk akibat memiliki kelebihan gummy smile? Dampak yang paling terasa berkaitan dengan kepercayaan diri seseorang, terutama saat berbicara dan tersenyum.

Orang yang punya kepercayaan diri tinggi dan tidak risau dengan keadaan tersebut, gummy smile bukan menjadi masalah berarti.

Hanya saja, jika penyebab gusi berlebihan adalah tidak menjaga kesehatan mulut, kemudian menjadi pembengkakan gingiva. Maka, perlu penanganan segera untuk mengobati jaringan gusi yang sudah bengkak, sekaligus membersihkan gigi dan gusi supaya tidak terjadi infeksi lebih lanjut.

Untuk memperoleh perawatan terbaik dan andal, Anda dapat konsultasi gratis lebih dulu di tiap cabang Mydents Dental Care. Anda akan tenang sebab di sini sudah menggunakan alat yang modern, serta ditangani langsung oleh dokter gigi dan dokter gigi spesialis berpengalaman.

Gummy Smile Treatment

Cara menghilangkan gummy smile bisa dengan memberikan tindakan (treatment). Misalnya seperti yang dilakukan oleh Tya Ariestya setelah melakukan operasi potong gusi.

Sebelum memberikan treatment, dokter gigi akan mendiagnosis keadaan gusi pasien berdasarkan penyebabnya. Kemudian setelah itu perawatan yang diberikan pun akan disesuaikan dengan hasil penilaian diagnosis tersebut.

Berikut ini beberapa cara menghilangkan gummy smile yang perlu Anda perhatikan.

1. Suntikan Botox Gummy Smile

Botox (botoks) dalam hal ini adalah prosedur neurotoksin dan pelemas otot yang kuat untuk mengurangi gerakan bibir (hiperaktivitas) tatkala tersenyum. Hasilnya, bibir tidak terangkat terlalu jauh sehingga memperkecil terlihatnya gusi.

Biasanya, treatment botox ini lebih difokuskan jika penyebab gummy karena bibir atas terlalu tipis, pendek, kecil, atau aktif. Botox bekerja dengan cara melemaskan otot antara hidung dan bibir atas, dengan otot yang sudah lemas itu respons bibir berkurang.

Treatment botox masuk dalam kategori prosedur invasif minimal, dapat memberi efek yang tampak alami dan natural. Serta efeknya bisa bertahan dalam jangka waktu beberapa bulan, tergantung dosis injeksi yang dilakukan oleh dokter gigi.

Perhatikan bahwa, meski tergolong prosedur invasif minimal, suntikan botox gummy smile juga memiliki risiko. Seperti halnya risiko memar, pembengkakan bibir, benjolan, dan yang paling umum rasa tidak nyaman.

Agar mendapat treatment botox yang resmi dan sesuai, ada baiknya Anda konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter gigi Mydents, ya!

2. Prosedur Bedah Gingivektomi

Selanjutnya ada prosedur bedah gingivektomi, yang sederhananya dapat kita artikan sebagai prosedur untuk mengangkat sebagian gusi dengan tujuan agar gigi lebih banyak yang terlihat.

Beberapa alasan melakukan tindakan gingivektomi sebenarnya tidak hanya untuk estetika, namun bisa juga untuk mengobati peradangan kronis gusi atau gusi yang membesar. Prosedur bedah ini dilakukan dengan pemberian anestesi lokal ke gusi. Setelah tindakan selesai, dokter gigi mengoleskan gel pendingin atau lapisan penutup luka ke area gusi yang sudah berhasil dipotong atau diangkat.

Dalam tindakan gingivektomi, ada 3 jenis alat yang populer dokter gunakan. Itu adalah metode bedah dengan pisau, electrosurgery (listrik), atau laser. Di zaman sekarang, penggunaan bedah dengan pisau sudah cukup jarang dilakukan.

Bedah laser gingivektomi dianggap lebih presisi, memberikan hasil yang cepat untuk membentuk senyum ideal setelah pemotongan. Beberapa risiko bedah ini seperti pendarahan, rasa sakit pasca tindakan, demam, hingga munculnya nanah di bekas pemotongan.

3. Lip Repositioning

Jika botox gummy smile adalah tindakan yang memberi efek sementara (beberapa bulan), maka lip repositioning (reposisi bibir) adalah tindakan yang memberi efek permanen untuk menghilangkan gummy smile.

Lip repositioning adalah serangkaian operasi untuk memindahkan posisi bibir yang proporsi sesuai keadaan masing-masing pasien. Hasilnya saat pasien tersenyum, gusi tidak lagi banyak terlihat.

Contohnya, saat seseorang tersenyum bibir tengah ikut terangkat, jadi garis bibir seolah membentuk busur yang melengkung ke atas. Pada keadaan ini gusi di bagian tengah turut terlihat, walaupun pada dasarnya ukuran gigi dan gusi normal.

Kemudian orang itu melakukan operasi lip repositioning untuk memindahkan posisi bibir atas. Yang semula saat senyum garis bibir berbentuk busur yang melengkung ke atas, sekarang menjadi busur yang melengkung ke bawah. Hasilnya apa? Gusi yang awalnya kelihatan, sekarang sudah tidak tampak lagi.

Biasanya, lip repositioning tidak memberi tindakan invasif ke gusi. Namun untuk kasus gummy smile yang parah, mungkin pemotongan sebagian kecil gusi tetap dibutuhkan. Keadaan masing-masing orang spesifik dan unik, sehingga untuk tindakannya tidak bisa sama.

4. Bedah Ortognatik

Bedah ortognatik untuk mengatasi penyebab gummy smile yang berkaitan dengan rahang. Bedah ortognatik disebut juga sebagai bedah rahang, untuk memperbaiki posisi rahang atas atau bawah yang tidak presisi dengan mengubah atau memindahkannya ke posisi tertentu.

Perhatikan bahwa tindakan bedah rahang ini mungkin juga akan berpengaruh pada tampilan wajah Anda setelahnya. Di antara treatment yang lain, ortognatik membutuhkan waktu pemulihan yang paling lama, hingga bertahun-tahun setelah operasi.

Treatment ini dapat mengatasi masalah gangguan bicara, mengatasi penyumpanan pernapasan saat tidur, memaksimalkan fungsi gigi, menghilangkan gummy smile, hingga mengubah penampilan wajah.

5. Behel Gigi (Ortodonti)

Cara lainnya jika penyebab kelebihan gusi saat tersenyum karena pertumbuhan gigi terlalu maju ke depan, adalah dengan menggunakan alat ortodonti seperti behel gigi. Ini merupakan tindakan non-invasif yang dapat menggeser gigi ke posisi ideal seiring berjalannya waktu.

Jadi, untuk mengatasi gummy smile tanpa operasi, hingga kini tersedia treatment menggunakan behel gigi. Sayangnya belum ada cara mengatasinya secara alami menggunakan bahan atau alat di rumah.

Semua tindakan untuk menghilangkan gummy smile di atas tentu memiliki risiko masing-masing. Risiko behel gigi bagi sebagian orang mungkin tidak nyaman, tetapi hal tersebut hanya perlu adaptasi selama masa penggunaan.

Ingin mendapatkan treatment yang tepat untuk menghilangkan gummy smile? Kabar baik, Anda bisa konsultasi gratis yang langsung terhubung ke dokter gigi spesialis di Mydents Dental Care!

Ditinjau oleh : drg. Mediani Retno Putri, MARS

  • Venugopal, A., Manzano, P., Ahmed, F., Vaid, N. R., & Bowman, S. J. (2024b). Gummy Smiles: Etiologies, Diagnoses & Formulating a Clinically Effective Treatment Protocol. Seminars in Orthodontics. https://doi.org/10.1053/j.sodo.2023.11.014
  • Brizuela M, Ines D. Excessive Gingival Display. [Updated 2023 Mar 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470437/

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...