Pengobatan dan Pencegahan Karies Gigi Ditinjau Dokter Gigi

Daftar Isi
Karies gigi (dental caries) merupakan kerusakan pada struktur gigi yang disebabkan oleh aktivitas bakteri yang menghasilkan asam dari fermentasi makanan. Kondisi ini berkembang secara bertahap. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, karies juga seringkali terjadi pada anak-anak, misalnya gigi reges/gigis.
Membiarkan karies tanpa perawatan dengan dokter gigi dapat menyebabkan infeksi terus-menerus berkembang hingga merusak jaringan gigi dan jaringan lunak di sekitarnya, menimbulkan rasa sakit, dan mengurangi estetika, terutama apabila terjadi pada gigi depan.
Sebenarnya, gejala awal karies dapat dilihat sejak dini sebelum kondisinya terlanjur parah. Gigi yang sehat umumnya berwarna putih dan bersih, sedangkan karies awalnya membuat warna gigi tampak seperti ada bercak putih, yang seiring berjalannya waktu berubah menjadi kuning/coklat, dan pada akhirnya berwarna hitam.
Penjelasan Karies Gigi
Apakah karies gigi adalah masalah? Ya. Apakah harus segera ditangani? Tentu saja.
1. Pengertian
Menurut WHO, karies gigi (disebut juga tooth decay atau dental cavity) didefinisikan sebagai penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh interaksi terus-menerus antara bakteri dalam plak gigi dan makanan yang mengandung karbohidrat (terutama gula) dalam rongga mulut seseorang.
Cara menghilangkan karies gigi pada orang dewasa dan anak-anak pada umumnya sama, yakni dengan tindakan dokter gigi berupa penghilangan jaringan karies dan penambalan gigi atau perawatan saluran akar. Karies perlu segera ditangani secepatnya, karena apabila sudah terlanjur menimbulkan rasa sakit, infeksi, atau masalah gigi dan mulut lainnya, perawatannya akan lebih kompleks.
2. Penyebab Karies Gigi
Perlu diperhatikan bahwa karies gigi merupakan penyakit multifaktorial, yakni disebabkan oleh interaksi beberapa faktor yang berlangsung terus-menerus. Berikut adalah faktor-faktor yang berperan dalam menyebabkan karies.
a) Substrat
Karbohidrat yang mudah dicerna oleh bakteri, terutama gula (seperti sukrosa, glukosa, dan fruktosa), adalah sumber utama energi bagi bakteri penyebab karies. Makanan dan minuman yang mengandung gula, seperti permen atau soda, dapat meningkatkan produksi asam oleh bakteri di plak, yang mempercepat proses demineralisasi yang akan merusak enamel gigi.
b) Bakteri
Bakteri atau kuman gigi mempunyai peran utama dalam terjadinya karies. Bakteri yang terlibat dalam demineralisasi lapisan gigi adalah Streptococcus mutans. Apakah Anda tahu bahwa plak gigi merupakan tempat bakteri berkembang biak? Plak gigi terbentuk dari sisa makanan yang tidak dibersihkan. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk rutin menyikat gigi 2 kali sehari, yakni di pagi hari setelah makan dan di malam hari sebelum tidur, agar tidak terjadi penumpukan plak pada gigi.
Selain dapat menjadi tempat bakteri berkembang biak, plak juga dapat mengeras menjadi karang gigi, yang mana apabila menginfeksi gusi akan memerlukan perawatan lanjutan berupa scaling atau kuretase gigi.
c) Kondisi Masing-Masing Individu
Kondisi masing-masing orang juga dapat mempengaruhi kerentanannya terhadap karies. Dalam hal ini, faktor genetik, kesehatan secara umum, dan kebiasaan menjaga rongga mulut berperan penting dalam terjadinya karies.
Individu yang tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik, misalnya dengan jarang menyikat gigi, atau individu yang tidak menjaga pola makan dengan baik, akan rentan terhadap penumpukan plak dan karies.
d) Waktu
Durasi atau lamanya paparan ketiga faktor yang telah dijelaskan sebelumnya juga berpengaruh terhadap perkembangan karies. Semakin lama gigi terpapar pada gula yang dapat difermentasi oleh bakteri, semakin besar kesempatan bagi bakteri untuk menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi.
Frekuensi konsumsi suatu makanan juga sangat penting. Misalnya, makan makanan manis atau ngemil sepanjang hari lebih berisiko daripada makan makanan manis hanya sekali dalam waktu yang singkat. Apabila Anda sering ngemil, bakteri yang ada dalam plak akan terus-menerus memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan asam, yang mengarah pada demineralisasi enamel.
3. Gejala
Berikut ini gejala umum yang mengindikasikan seseorang mengalami kondisi karies gigi.
a) Makanan Sering Tersangkut
Karies dimulai dengan membuat lapisan terluar gigi (enamel) terkikis, sehingga permukaan gigi menjadi lebih kasar dan tidak rata, membuatnya lebih mudah untuk menahan partikel makanan. Saat karies berkembang lebih lanjut dan membentuk rongga (kavitas), permukaan gigi akan menciptakan ruang atau celah yang dapat menangkap makanan lebih mudah. Hal ini umumnya terjadi pada gigi geraham yang secara anatomi memang memiliki ceruk.
b) Bau Mulut
Bau mulut merupakan indikasi bahwa seseorang memiliki struktur gigi berlubang atau penumpukan plak yang mengeras (karang gigi). Hal ini disebabkan karena lubang gigi akan menjadi tempat menumpuknya sisa makanan.
c) Gigi Sensitif atau Nyeri pada Gigi
Apabila karies sudah mencapai lapisan kedua, yakni dentin, Anda mungkin akan merasakan sensasi ngilu saat gigi terpapar dengan makanan atau minuman yang bersuhu terlalu panas atau terlalu dingin.
Terlebih lagi apabila karies sudah mencapai pulpa yang berisi saraf gigi, gejala yang akan timbul adalah rasa sakit atau nyeri yang hilang-timbul, biasanya juga diikuti dengan pembengkakan gusi, pipi, atau wajah.
4. Proses Terjadinya Karies
Karies gigi bukanlah masalah yang tiba-tiba muncul, melainkan dari akumulasi berbagai faktor dalam jangka panjang.
Berikut ini merupakan 5 tahapan proses terjadinya karies pada seseorang.
a) Penumpukan Plak
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, karies berawal dari penumpukan plak yang mengandung bakteri, yang memfermentasi gula dan menghasilkan asam yang mengikis lapisan enamel.
b) Demineralisasi dan Kerusakan Enamel
Demineralisasi gigi adalah proses terjadinya kehilangan mineral gigi, yang secara klinis ditandai dengan munculnya bercak putih pada gigi. Apabila dibiarkan, proses ini lama-kelamaan akan mengikis seluruh lapisan enamel.
c) Kerusakan Dentin
Lapisan dentin jauh lebih lunak daripada enamel, sehingga proses kerusakan gigi pada lapisan ini lebih cepat. Apabila sudah terjadi kerusakan pada lapisan dentin, gigi menjadi sensitif terhadap rangsangan dari luar, terutama suhu. Anda dapat merasa ngilu hanya karena gigi terpapar minuman dingin.
d) Kerusakan Pulpa
Dari lapisan dentin, bakteri akan masuk lebih dalam lagi ke jaringan pulpa, yang akan ditandai dengan munculnya rasa nyeri hebat yang hilang-timbul atau bahkan terjadi terus-menerus
e) Infeksi Jaringan Lunak Gigi
Jika karies terus berkembang tanpa perawatan, infeksi pada pulpa bisa berlanjut ke jaringan lunak di sekitar gigi, menyebabkan terbentuknya abses gigi yang berisi nanah. Abses gigi menjadi risiko yang menandakan bahwa tahap kerusakan sudah pada titik kronis dan parah.
Jangan pernah menganggap remeh infeksi yang terjadi di gigi, sebab bakteri yang menyebabkan infeksi dapat menjalar ke organ tubuh lainnya.
Pengobatan Karies Gigi
Berdasarkan tahap kerusakan karies gigi di atas, berikut ini beberapa pengobatan sesuai dengan tahapan atau tingkat keparahan.
1. Penambalan Gigi (Dental Filling)
Cara mengatasi karies gigi di tahap awal adalah dengan menghilangkan jaringan karies dan melakukan tambal gigi. Tambalan akan menutup kembali lubang yang terbentuk akibat karies. Penambalan gigi dapat langsung dilakukan dalam satu kali kunjungan apabila karies baru mencapai lapisan enamel atau dentin.
2. Perawatan Saluran Akar (PSA)
Apabila kerusakan akibat karies sudah mencapai pulpa atau saraf gigi, perawatan karies gigi yang ideal adalah dengan melakukan perawatan saluran akar (PSA).
3. Pencabutan Gigi
Kalau jaringan gigi yang tersisa akibat infeksi karies tidak memadai untuk dilakukan penambalan atau PSA, pencabutan gigi akan menjadi solusi yang dapat dilakukan.
Untuk menggantikan gigi yang hilang setelah pencabutan, Anda dapat mempertimbangkan untuk pemasangan implan gigi, dental bridge, atau jenis gigi tiruan lainnya.
Pencegahan Karies Gigi
Sebagaimana kata pepatah bijak, mencegah lebih baik daripada mengobati, dan Anda sebaiknya percaya akan hal itu.
Kalau Anda saat ini memiliki gigi yang sehat dan bersih, tidak mengalami bau mulut atau gigi sensitif, berikut adalah pencegahan sederhana yang penting tetap dilakukan.
1. Sikat Gigi
Gunakan sikat gigi yang memiliki bulu lembut (soft) serta pasta gigi yang mengandung fluoride. Berapa kali? Idealnya sikat gigi dilakukan secara rutin 2 kali sehari, yaitu di pagi hari setelah makan dan di malam hari sebelum tidur. Sangat sederhana, kan?
2. Menjaga Pola Makan
Untuk menghindari terjadinya karies, Anda perlu selektif dalam memilih makanan, dengan setidaknya mengurangi makanan manis yang mengandung gula tinggi. Anda juga perlu memperhatikan durasi dan frekuensi mengkonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan gula tinggi tersebut.
3. Flossing
Pada beberapa orang, terutama yang memiliki gigi berjejal, menggunakan sikat gigi lembut mungkin belum dapat maksimal mengangkat sisa makanan yang terselip di antara gigi. Oleh sebab itu, Anda dapat menggunakan benang gigi atau dental floss.
4. Kontrol Rutin ke Dokter Gigi
Idealnya, Anda perlu kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Intensitas kontrol akan lebih sering jika Anda termasuk dalam kelompok rentan karies gigi atau masalah gigi lainnya, seperti masalah karang gigi.
5. Fluoride
Pemberian fluoride merupakan salah satu metode yang efektif untuk mencegah kerusakan gigi dan mengatasi proses demineralisasi enamel yang dapat menyebabkan karies. Fluoride bekerja dengan cara memperkuat enamel gigi, meningkatkan kemampuan gigi untuk mereparasi diri (remineralisasi), dan mengurangi aktivitas bakteri yang menyebabkan kerusakan pada gigi. Fluoride dapat Anda peroleh dari pasta gigi atau dengan aplikasi langsung di rongga mulut yang dilakukan oleh dokter gigi.
6. Pit & Fissure Sealant
Sealant gigi merupakan bahan pelapis yang diaplikasikan pada gigi belakang (gigi geraham dan premolar) untuk melindungi permukaan kunyah gigi dari risiko karies.
Pertanyaan tentang Karies Gigi
Berikut beberapa pertanyaan (FAQ) tentang kondisi karies.
1. Kapan harus kontrol ke dokter gigi?
Kunjungan rutin ke dokter gigi (dental check-up) idealnya dilakukan tiap 6 bulan sekali, atau saat terjadi gejala sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya.
2. Apa pertanyaan yang perlu diajukan ke dokter gigi?
Saat kunjungan ke dokter gigi, Anda dapat bertanya mengenai kondisi kesehatan rongga mulut Anda saat ini dan perawatan yang dapat dilakukan, penyebab gigi berlubang/karies, hingga rekomendasi produk kesehatan mulut.
3. Bagaimana cara membedakan antara karies dan noda pada gigi?
Dari segi warna, karies gigi dan noda (stain) pada gigi hampir mirip karena berwarna kecoklatan atau kehitaman, namun stain hanya terjadi pada permukaan gigi saja dan tidak menyebabkan terjadinya ceruk atau lubang pada gigi. Untuk memastikannya, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter gigi.
4. Apakah karies dapat menyebabkan nyeri?
Jika kerusakan masih terbatas di enamel (lapisan terluar gigi), Anda mungkin belum merasakan gejala apapun. Namun, kalau kerusakan sudah mulai mencapai dentin atau bahkan menyentuh pulpa yang berisi saraf gigi, Anda akan mengalami rasa nyeri yang hebat.
Demikian penjelasan mengenai karies gigi yang ditinjau oleh dokter gigi di klinik Mydents Dental Care. Semoga membantu!
Ditinjau oleh: drg. Rebecca Grace Agustina
Siap untuk wujudkan senyum idealmu?
Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂





Penyebab Gigi Anak Tumbuh di Belakang Gigi Depan dan Cara Mengatasi
