Gusi Turun - Penyebab, Perawatan, hingga Pencegahan

Gusi Turun - Penyebab, Perawatan, hingga Pencegahan

Daftar Isi

Gusi turun dalam medis disebut sebagai resesi gingiva, merupakan dampak dari tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kondisi ini ditandai dengan gusi yang terbuka ke arah akar gigi.

Kabar buruknya, kondisi ini tidak bisa ditangani hanya dengan obat gusi turun di apotik. Konsumsi obat yang diresepkan oleh dokter gigi sekadar untuk mengurangi gejala tidak nyaman, misalnya sakit dan nyeri.

Faktanya, resesi gingiva seringkali menjadi masalah umum yang muncul seiring  bertambahnya usia. Pun walau sebelumnya orang itu tidak memiliki masalah pada kesehatan gigi dan mulut.

Jika Anda mulai mengalami masalah ini, sebaiknya pilih pasta gigi untuk gusi turun yang tepat. Contohnya pasta gigi yang berfokus pada detoksifikasi gusi serta membunuh bakteri penyebab gingivitis.

Pada kesempatan kali ini, Mydents Dental Care akan membahas semua hal yang perlu Anda ketahui tentang kondisi gigi turun. Termasuk pengertian, gejala, penyebab, perawatan, hingga pencegahan agar resesi gingiva tidak muncul kembali di kemudian hari.

Mengenal Gusi Turun (Resesi Gingiva), Apa Itu?

Gusi turun atau resesi gingiva merupakan kebalikan dari gummy smile (gusi berlebihan). Di mana kondisi resesi gusi justru memperlihatkan sebagian besar bidang gigi saat tersenyum. Berikut ini informasi dasar terkait gingiva yang turun.

1. Pengertian Gusi Turun

Gusi turun adalah kondisi di mana gusi merosot atau menyusut menuju arah akar gigi. Sehingga kalau terjadi di gigi rahang atas, maka gusi seolah naik. Sedangkan kalau terjadi di gigi rahang bawah, maka gusi seolah turun.

Kondisi tersebut mengakibatkan bidang gigi terlihat lebih lebar daripada bidang gigi di sebelahnya hingga terlihat permukaan akar gigi. Gummy smile yang notabene merupakan kondisi gusi berlebihan, maka resesi gusi adalah sebaliknya.

Kemunculan resesi gusi di usia 40 tahun ke atas tergolong normal, karena salah satu penyebabnya memang faktor usia. Namun tidak menutup kemungkinan masalah ini dapat muncul di usia yang jauh lebih muda, baik karena kebiasaan maupun faktor penyebab lainnya.

Perawatan medis non-bedah serta perubahan kebiasaan yang mengakibatkan resesi gusi dapat membantu mencegah kondisi tersebut semakin memburuk. Namun faktanya langkah-langkah ini tidak dapat mengembalikan gusi ke posisi yang semula. Ya, satu-satunya pengobatan untuk mengembalikan gusi turun ke posisi semula adalah dengan operasi/pembedahan.

2. Gejala Gusi Turun

Gejala adalah tanda-tanda awal terjadinya kondisi gusi turun. Jika Anda mengalami beberapa gejala di bawah ini, penting untuk segera melakukan pengecekan ke dokter gigi agar masalah yang lebih serius seperti penyakit gusi bisa diatasi.

a) Ngilu dan Nyeri

Sensasi nyeri seperti gigi sensitif atau gigi ngilu akan dirasakan jika gusi sudah turun. Pasalnya, dentin pada akar gigi yang seharusnya terlindungi oleh gusi, terekspos dan menjadi sensitif terhadap rangsangan dari makanan/minuman.

Dalam hal ini, mungkin gigi Anda memiliki enamel yang masih bagus. Sensasi gigi sensitif bukan hanya terjadi karena enamel rusak atau mengelupas. Melainkan juga bisa dari masalah lain dengan pertimbangan tereksposnya dentin.

b) Gusi Berdarah

Kondisi ini menunjukkan gejala gusi lebih rentan mengalami perdarahan  terutama setelah gusi terkena benda asing, misalnya sikat gigi. Orang yang mengalami resesi gusi sebaiknya menggunakan sikat gigi yang soft atau ultra soft dengan teknik menyikat yang benar agar kondisi tidak semakin parah.

Gusi berdarah juga dapat menjadi tanda awal masalah yang lebih serius,  misalnya radang gusi, kantong gusi (ruang diantara gigi dan gusi), dan penyakit periodontitis. Agar gejala gusi berdarah tidak mengindikasi masalah baru, alangkah lebih baik memeriksakan diri ke dokter gigi.

c) Bau Mulut Tidak Sedap

Perhatikan bahwa salah satu penyebab gusi turun adalah  karang gigi. Sebelum kondisi ini menjadi lebih parah, sebaiknya segera mendapatkan perawatan untuk membersihkan karang gigi. Apabila dibiarkan, karang gigi dapat berkembang hingga ke bawah garis gusi, sehingga dibutuhkan prosedur lebih lanjut seperti kuretase gigi.

Karang gigi juga merupakan penyebab utama bau mulut tidak sedap. Mengingat harga bersihkan karang gigi di klinik tergolong terjangkau, mestinya hal tersebut tidak  menjadi masalah.

d) Visual Gusi Tidak Sejajar

Gejala berikutnya yang dapat dilihat secara visual adalah bahwa gusi Anda pada satu gigi tidak sejajar dengan gusi gigi di sebelahnya. Tampak gusi yang mengalami kondisi resesi, memperlihatkan lebih banyak bidang gigi.

Jika kondisi ini terjadi pada gigi bagian depan, tentu dampaknya dapat mempengaruhi tampilan (estetika).

e) Gusi Bengkak dan Gigi Goyang

Akar gigi keluar dari gusi bisa mengakibatkan gigi tanggal. Namun sebelum itu, biasanya akan didahului dengan gusi bengkak dan gigi goyang. Kekuatan cengkeraman gigi pada akar berkurang, menjadikannya lebih rapuh dan lemah.

Cara mengobati gusi turun secara alami tidak ada, seharusnya cara alami sudah diterapkan sejak awal sebagai langkah pencegahan. Pada tingkat sudah mengalami kondisi resesi gusi, cara alami hanya dapat membantu menghentikan gejala agar tidak semakin parah.

3. Penyebab Gusi Turun

Ada cukup banyak hal yang menjadi penyebab gusi turun, beberapa di antaranya meliputi:

a) Kurang Menjaga Kebersihan Mulut

Kurang menjaga kebersihan mulut, membiarkan sisa makanan tertinggal di sela gigi dan gusi. Nantinya dapat menjadi rumah bakteri untuk berkembang biak, memicu berbagai masalah lebih lanjut seperti gigi berlubang, gigi sensitif, karang gigi, periodontitis, dan sebagainya.

b) Menyikat Gigi Terlalu Keras

Meskipun kita sudah menjaga kebersihan mulut, namun apabila dilakukan dengan cara menyikat gigi yang terlalu keras, dapat menyebabkan gusi turun. Pastikan menggunakan metode menyikat gigi yang benar dengan gerakan  berputar.

c) Plak Mengeras atau Karang Gigi

Karang gigi merupakan plak yang sudah mengeras. Kondisi ini dapat mengakibatkan enamel gigi terkikis secara tidak langsung dan jaringan lunak gingiva menjadi turun dan akar terbuka. Karang gigi memang menjadi masalah awal yang memicu berbagai masalah lain di kemudian hari. Sebelum itu terjadi, pastikan periksa serta bersihkan plak gigi Anda secara berkala di dokter gigi!

d) Kebiasaan Buruk

Ada beberapa kebiasaan yang mengakibatkan gusi turun, contohnya; merokok, menggunakan tusuk gigi, dan hal-hal yang berkenaan dengan trauma oklusal (tekanan yang berlebihan saat menggigit) Kebiasaan tersebut yang dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu lama menjadi salah satu penyebab resesi gingiva.

e) Periodontitis

Infeksi bakteri yang menghancurkan dan merusak jaringan gusi, seringkali menjadi penyebab resesi gingiva. Meski pada kasus yang lain, resesi gingiva  meningkatkan resiko terjadinya periodontitis karena akar yang terbuka lebih mudah terkena bakteri pemicu infeksi.

f) Genetik

Faktor genetik dapat menyumbang resiko penyakit bawaan pada gusi karena perbedaan struktur gusi. Penyebab ini menjawab pertanyaan mengapa orang yang sudah menjaga kebersihan gigi dan mulut maksimal tetap bisa terkena masalah gusi turun.

g) Usia

Faktor resiko terakhir adalah usia, terutama mereka yang sudah berumur lebih dari 40 tahun. Kekuatan gusi yang mengikat gigi berkurang seiring bertambahnya usia, menjadikan gusi lebih rentan dan meningkatkan resiko mengalami  masalah gusi turun.

Perawatan Gusi Turun (Resesi Gingiva)

Gusi turun atau resesi gingiva tidak bisa diperbaiki secara optimal. Jika Anda berpikir bahwa gusi yang telah turun mendekati akar gigi dapat dinaikkan dengan cara menariknya, sebaiknya segera hilangkan pemikiran tersebut.

Pasalnya, menggunakan metode non-medis dapat menyebabkan komplikasi, seperti resesi gusi yang semakin parah, luka, dan risiko infeksi. Metode medis yang tepat lebih aman dan efektif untuk menangani masalah gusi. Berdasarkan penyebabnya, berikut cara mengobati gusi turun.

1. Menjaga Kebersihan Mulut

Jika masih dalam tahap awal gejalanya sudah terdeteksi, sebaiknya fokus untuk menjaga kebersihan mulut sebelum menjadi parah. Secara lebih rinci, Anda dapat menerapkan hal-hal di bawah ini:

  1. Menyikat gigi dengan lembut memakai sikat gigi berbulu lembut (soft/ultra soft), dan pasta gigi yang memiliki fungsi detoksifikasi gusi serta mengandung antibakteri, atau sesuai dengan rekomendasi dokter gigi.
  2. Menjaga kebersihan mulut menyeluruh, memastikan tidak ada sisa makanan atau plak yang masih tertinggal di sela gigi dengan benang gigi (flossing). Kemudian lengkapi proses pembersihan mulut menggunakan obat kumur apabila dibutuhkan atau dianjurkan oleh dokter gigi. 
  3. Menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat memperparah kondisi gusi turun, contohnya; merokok, alkohol, makanan yang mengandung gula (mempercepat pertumbuhan bakteri mulut), penggunaan tusuk gigi terlalu keras, dan sebagainya.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, jika resesi gingiva masih sangat awal, kemungkinan kondisinya dapat membaik, walaupun mungkin tidak kembali ke posisi semula. 

2. Scaling dan Kuretase Gigi

Cara mengatasi gusi turun berikutnya adalah scaling dan kuretase gigi. Scaling adalah cara yang paling efektif dan efisien untuk membersihkan karang gigi penyebab gusi turun. Namun jika karang gigi sudah menumpuk hingga di bawah batas gusi, tindakan bedah minor berupa kuretase gigi mungkin dibutuhkan.

Setelah melakukan prosedur, dokter gigi akan meresepkan obat atau vitamin untuk gusi turun untuk mendukung kesehatan gusi. Hal ini dapat meminimalkan rasa sakit, mencegah infeksi dan penyakit jaringan periodontal.

3. Cangkok Jaringan Lunak

Selanjutnya menggunakan prosedur bedah minor berupa cangkok jaringan lunak atau connective tissue graft. Secara sederhana, dokter gigi spesialis periodonsia akan mengambil jaringan di langit-langit mulut kemudian menempelkannya ke gusi yang mengalami penurunan. 

Selama prosesnya, dokter spesialis juga memberikan antiseptik untuk mencegah risiko infeksi lebih lanjut. Serta meresepkan obat untuk mengurangi ketidaknyamanan pasca-cangkok seperti obat anti-nyeri.

Waktu penyembuhan setelah operasi cangkok jaringan lunak untuk mengatasi gusi turun memakan waktu antara satu hingga beberapa bulan. Tenang, Anda tidak perlu khawatir jika ditangani oleh dokter spesialis resmi seperti yang ada di klinik gigi terbaik Mydents Dental Care.

Mencegah Gusi Turun (Resesi Gingiva)

Setelah proses penyembuhan resesi gingiva Anda berhasil, tentu di titik ini Anda menyadari bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut begitu penting. Lantas, bagaimana cara mencegah gusi turun supaya tidak terjadi lagi di kemudian hari?

  1. Menjaga pola makan sehat dengan tekstur lebih lembut. Hindari mengunyah sesuatu yang keras, misalnya apel yang terlalu keras, es batu, dan sebagainya.
  2. Menghindari minuman bersoda, beralkohol, dan merokok karena dapat merusak lapisan enamel serta membuat gusi rentan kembali.
  3. Senantiasa menjaga kebersihan gigi dan mulut, meliputi; sikat gigi dengan teknik yang benar, menggunakan benang gigi (flossing), dan menggunakan obat kumur apabila dibutuhkan sesuai dengan anjuran dokter gigi.
  4. Jika Anda punya kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism), segera konsultasikan ke dokter gigi agar memperoleh arahan untuk mengatasinya.
  5. Rutin konsultasi ke dokter gigi Mydents setidaknya enam (6) bulan sekali.

Perhatikan bahwa konsultasi ke dokter gigi merupakan hal yang sangat penting. Karena dapat memastikan bahwa gigi dan mulut dalam kondisi sehat, hingga mendapat pengobatan segera setelah muncul gejala awal masalah.

Demikian penjelasan semua hal yang perlu Anda ketahui tentang gusi turun. Lagi-lagi, Mydents Dental Care tidak bosan mengingatkan bahwa mencegah jauh lebih baik daripada mengobati!

Ditinjau oleh: drg. Nisti Yulia

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...