Fraktur Gigi - Jenis, Patofisiologi, hingga Perawatan

Bruxism Adalah - Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Daftar Isi

Fraktur gigi adalah istilah medis untuk menjelaskan kondisi gigi patah atau retak. Umumnya, kondisi fraktur diakibatkan oleh trauma gigi, merujuk pada cedera atau kerusakan akibat benturan, misalnya kecelakaan.

Dampak buruk yang paling dekat akibat  kondisi tersebut adalah pengaruhnya terhadap  tampilan (faktor estetika). Gigi yang patah membuat tampilan gigi menjadi tidak rapi dan mungkin mengalami perubahan warna.

Sedangkan kondisi gigi retak dapat dengan mudah memicu kerusakan lebih parah dan dapat berakibat sangat buruk. Mulai dari rasa tidak nyaman saat mengunyah, sakit tak tertahankan, kekuatan gigi berkurang sehingga dapat mengakibatkan patah yang lebih parah, serta infeksi pada gigi dan gusi yang dapat menyebabkan ‘’kerusakan pada saluran akar gigi.

Oleh sebab itulah, jika Anda mengalami gejala fraktur gigi, segera lakukan pemeriksaan di  klinik gigi Mydents Dental Care untuk memperoleh tindakan yang paling tepat sesegera mungkin.

Berikut merupakan informasi lengkap tentang fraktur gigi yang perlu Anda ketahui, telah ditinjau oleh dokter gigi Mydents.

Fraktur Gigi – Patofisiologi, Diagnosis, dan Penatalaksanaan

Ketika Anda melakukan pemeriksaan gigi di fasilitas kesehatan, dokter akan menyarankan berbagai pilihan perawatan untuk mengatasi masalah gigi retak maupun gigi patah.

Namun, sebelum itu, berikut adalah patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan fraktur gigi sebagai dasar pemahaman yang perlu Anda ketahui.

1. Patofisiologi Fraktur Gigi

Apa itu patofisiologi? Ilmu patofisiologi sudah masuk ke perkuliahan sejak 1790 di Universitas Erfurt, Jerman yang diampu oleh Profesor Augustus Hecker. Di mana mempelajari tentang perubahan fungsi ketika mengalami penyakit atau cedera.

Sehingga, patofisiologi fraktur gigi dapat melibatkan gaya tekan atau benturan besar sehingga mengakibatkan bidang gigi menjadi tidak beraturan. Gigi memiliki lapisan pelindung berupa enamel dan dentin. Enamel merupakan lapisan terluar dan terkuat gigi yang tersusun dari 90% mineral terutama kalsium dan dentin yang terletak di bawah enamel juga cukup kuat untuk  menahan beban yang cukup berat. Namun, jika diberi tekanan yang terlalu besar dan tiba-tiba enamel dan dentin bisa mengalami kerusakan. 

Bidang gigi yang menjadi tidak beraturan dalam medis disebut diskontinuitas atau kurangnya kontinuitas. Patofisiologi fraktur gigi menjelaskan bahwa keadaan diskontinuitas ini mengakibatkan putusnya ikatan kimia dari struktur alami gigi, alhasil gigi menjadi patah atau retak.

2. Diagnosis Fraktur Gigi

Meski gigi patah sudah benar-benar terlihat (dengan kasat mata), tetap membutuhkan beberapa langkah prosedural untuk mempertimbangkan langkah perawatan terbaik.

  1. Pertama, dokter gigi akan bertanya tentang trauma gigi yang Anda alami, gejala yang dirasakan, waktu munculnya gejala, dan informasi lainnya yang dapat membantu menentukan perawatan fraktur.
  2. Kedua, dokter gigi melihat keadaan fraktur (visual) dan pemeriksaan teknik fisik (palpasi). Pemeriksaan ini mendukung diagnosis fraktur gigi yang mungkin tidak terlihat secara visual.
  3. Ketiga, pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter gigi dengan metode pencitraan, misalnya rontgen. Bukan hanya tampak luar, melainkan juga tampak gambaran dari dalam untuk melihat sejauh mana kerusakan tersebut menyebar ke jaringan sekitar.

Setelah melalui proses diagnosis di atas, dokter gigi dapat menyimpulkan dan  merekomendasikan tindakan medis yang tepat untuk perawatan terbaik.

3. Penatalaksanaan Fraktur Gigi

Penatalaksanaan fraktur adalah tindakan yang diambil berdasarkan pertimbangan dari patofisiologi dan proses diagnosis sebelumnya. ada beberapa jenis penatalaksanaan ditinjau dari tingkat keparahan fraktur, antara lain:

  1. Penatalaksanaan goresan/retak di lapisan  terluar (enamel);
  2. Penatalaksanaan gigi retak atau patah hingga mengenai lapisan dentin;
  3. Penatalaksanaan gigi patah hingga jaringan lunak pulpa terekspos;
  4. Penatalaksanaan gigi patah yang parah sampai bagian akar; dan
  5. Penatalaksanaan infeksi yang muncul karena fraktur gigi.

Masing-masing tindakan penatalaksanaan akan dibahas pada bagian perawatan fraktur gigi di bawah. Secara garis besar, tindakan ini meliputi restorasi lapisan  keras (enamel), restorasi lapisan yang lebih  lunak (dentin), dan penyembuhan jaringan lunak (pulpa).

Proses penatalaksanaan dari kondisi fraktur bisa memakan waktu hingga beberapa bulan. Kembali lagi pada tingkat keparahan trauma gigi yang dialami oleh pasien.

Gejala dan Penyebab Fraktur Gigi

Perhatikan bahwa gejala fraktur gigi mungkin tidak dirasakan oleh semua orang yang mengalami trauma gigi. Sebab, lapisan lapisan  enamel terluar tidak memiliki syaraf yang dapat menyalurkan rasa sakit sebagai bentuk pemberitahuan bahwa ada kerusakan di sana.

1. Gejala Fraktur Gigi

Beberapa gejala yang muncul saat kondisi fraktur antara lain:

  1. Sakit dan nyeri;
  2. Gusi bengkak;
  3. Gigi terasa tidak rata;
  4. Sensitif berlebihan; atau
  5. Perubahan warna gigi.

Gejala yang muncul cenderung umum; namun, sakit dan nyeri pada fraktur hilang timbul. Kadang sakit, kadang tidak, rasa sakit lebih sering muncul saat mencoba mengunyah makanan.

2. Penyebab Fraktur Gigi

Sedangkan hal-hal yang mengakibatkan kondisi fraktur antara lain:

  1. Trauma gigi akibat benturan;
  2. Kebiasaan menggigit makanan keras;
  3. Bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi;
  4. Karies atau gigi berlubang yang dapat melemahkan struktur gigi;
  5. Tindakan medis yang tidak tuntas atau tidak diselesaikan dengan baik; 
  6. Luksasi gigi atau gigi yang berpindah dari posisinya; atau
  7. Faktor usia.

Seringkali penyebabnya tidak tunggal, misalnya trauma gigi yang tidak disadari kemudian ditambah dengan kebiasaan yang buruk seperti menggertakkan gigi yang akan memberi tekanan terlalu berlebihan pada gigi pecah atau sudah retak sebelumnya.

Klasifikasi Fraktur Ellis

Klasifikasi fraktur gigi menurut Ellis adalah penggolongan tingkat keparahan gigi patah berdasarkan kedalaman patahan. Setidaknya terdapat tiga (3) penggolongan kategori fraktur Ellis, antara lain:

1. Klasifikasi Ellis 1

Klasifikasi Ellis 1 disebut juga sebagai fraktur enamel, memiliki ciri antara lain:

  1. Kerusakan berupa lecet atau retak pada lapisan  enamel terluar gigi.
  2. Lapisan dentin dan jaringan pulpa tidak terekspos.
  3. Seringkali tidak disadari bahwa sudah mengalami gigi retak di enamel.
  4. Perawatan pada kelas Ellis 1 ini cukup sederhana, contohnya tambal gigi.

2. Klasifikasi Ellis 2

Klasifikasi Ellis 2 disebut juga sebagai fraktur dentin, memiliki ciri antara lain:

  1. Kerusakan pada lapisan enamel dan dentin (lebih parah daripada fraktur enamel).
  2. Dentin terekspos, sehingga mengakibatkan gigi sensitif dengan gejala rasa nyeri saat terkena makanan/minuman yang dingin, manis atau asam.
  3. Gejala rasa nyeri karena gigi sensitif tergolong masih umum, diagnosis mandiri mungkin tidak akan memberikan informasi masalah yang akurat.
  4. Perawatan pada Ellis 2 ini lebih kompleks, contohnya veneer gigi hingga restorasi gigi.

3. Klasifikasi Ellis 3

Klasifikasi Ellis 3 disebut juga sebagai fraktur pulpa, memiliki ciri antara lain:

  1. Kerusakan pada enamel, dentin, dan pulpa sehingga membuat jaringan pulpa terekspos, ini merupakan fraktur yang paling parah dalam kategori pengklasifikasian dari Ellis.
  2. Risiko infeksi sangat tinggi jika tidak segera mendapat penanganan, Anda dapat melihat penjelasan tentang polip pulpa (gigi berlubang tumbuh daging).
  3. Memunculkan rasa sakit di awal, namun lambat laun mungkin rasa sakit menghilang dengan sendirinya, dan gigi juga dapat berubah warna seiring berjalannya waktu.
  4. Perawatan lebih kompleks meliputi Perawatan Saluran Akar (PSA), restorasi gigi, sampai pemasangan crown gigi (mahkota gigi).

Klasifikasi fraktur gigi Ellis merupakan klasifikasi yang paling populer. Meski begitu ada juga jenis klasifikasi fraktur yang lain, misalnya klasifikasi Silvestri dan Singh serta klasifikasi American Association of Endodontists (AAE).

Fraktur Gigi – Jenis dan Perawatan

Pengobatan fraktur gigi bertujuan untuk mengobati rasa sakit dan nyeri yang muncul sebagai gejala awal. Pengobatan juga berperan penting memperbaiki tampilan estetika saat Anda tersenyum. Sekaligus mengembalikan fungsi gigi sebagaimana mestinya.

Dengan perawatan yang tepat, maka pengobatan dapat berjalan lancar. Gigi fraktur yang semula patah/retak, memiliki kekuatan untuk menjalankan fungsinya sebagai pengunyah makanan.

Sebelum melakukan perawatan, dokter gigi akan meninjau jenis fraktur yang dialami pasien. Berikut beberapa jenis fraktur serta perawatannya di klinik gigi Mydents Dental Care.

1. Jenis Fraktur Gigi

Jenis fraktur berikut merupakan penggabungan klasifikasi Ellis, Silvestri dan Singh, serta klasifikasi secara umum yang lainnya.

a) Fraktur Enamel

Fraktur dengan ciri-ciri gigi lecet atau retak pada lapisan enamel terluar. Tidak melibatkan lapisan dentin dan jaringan lunak pulpa di dalamnya.

b) Fraktur Dentin

Fraktur dengan ciri gigi patah yang melibatkan lapisan enamel dan dentin. Pada kondisi spesifik dimana patahan ada di ujung gigi depan disebut fraktur insisal dan pada gigi belakang disebut fraktur cusp.

c) Fraktur Pulpa

Fraktur dengan ciri gigi patah hingga membuka jaringan lunak pulpa. Kondisi fraktur di mana memiliki risiko tinggi terjadi infeksi.

d) Fraktur Akar

Fraktur yang terjadi di bagian tengah gigi dan akar. Dibandingkan tiga klasifikasi fraktur Ellis di atas, fraktur akar menyebabkan sensasi nyeri dan sakit yang luar biasa.

e) Fraktur Horizontal

Fraktur dengan ciri gigi patah secara horizontal, biasanya terjadi di bagian leher gigi. Namun jika kondisi patah berada di ujung maka disebut sebagai fraktur insisal atau cusp. Jenis ini hanya berkaitan dengan arah patahnya gigi.

f) Fraktur Vertikal

Fraktur dengan ciri gigi patah secara vertikal, risikonya lebih banyak daripada patah horizontal, dengan gejala mulai dari rasa sakit sampai kehilangan gigi.

2. Perawatan Fraktur Gigi

Sedangkan untuk perawatan untuk mengobati fraktur gigi antara lain:

a) Pengobatan Gejala

Dokter akan mengobati gejala seperti meresepkan obat antinyeri dan antibiotik. Ini sebagai langkah awal agar pasien tidak merasakan gejala sakit dan nyeri, sekaligus pencegahan agar tidak muncul infeksi sehingga pengobatan fraktur gigi lebih lancar.

b) Tambal Gigi

Prosedur tambal gigi dapat mengatasi jenis fraktur enamel atau dentin, yaitu kerusakan yang terjadi di lapisan terluar dengan atau tanpa melibatkan dentin gigi. Penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter gigi, agar fraktur lebih cepat terdeteksi sebelum menjadi lebih parah.

c) Restorasi Gigi

Restorasi gigi merupakan kategori besar perawatan, khususnya untuk mengatasi masalah gigi rusak, berlubang, patah, retak, atau hilang/tanggal. Ada 2 jenis restorasi gigi; direct restoration dan indirect restoration.

Contoh direct restoration adalah tambal gigi sebagaimana penjelasan di poin b di atas. Sedangkan contoh indirect restoration ada banyak, seperti; veneer gigi, crown gigi (mahkota gigi), hingga dental implant dan dental bridge.

Dokter gigi akan menyarankan jenis restorasi yang paling sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan proses diagnosis. Restorasi gigi merupakan bagian penting dari penanganan fraktur, baik secara langsung maupun setelah dilakukan perawatan lain yang diperlukan. 

Perawatan fraktur gigi dapat meliputi berbagai tindakan, termasuk restorasi gigi. Namun, tidak semua fraktur memerlukan restorasi; jenis perawatan yang dilakukan tergantung pada kondisi pasien dan diagnosis dokter gigi. 

d) Perawatan Saluran Akar

Perawatan Saluran Akar (PSA) lebih fokus untuk mengatasi jenis fraktur akar atau fraktur yang sudah menyentuh area pulpa. Dokter gigi membersihkan area kerusakan gigi dan saluran akar gigi untuk mencegah infeksi, selanjutnya melakukan penambalan atau pemasangan implan dan mahkota gigi sesuai kondisi pasien.

Berdasarkan penjelasan di atas, penyebab umum fraktur adalah trauma gigi. Maka dari itulah sebagai langkah pencegahan sebelum aktivitas berat atau kasar, seperti latihan tinju, Anda dapat mempertimbangkan memakai protective mouthguard (pelindung mulut).

Demikian penjelasan semua yang perlu Anda ketahui tentang fraktur gigi. Jika merasa mengalami gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya segera konsultasi ke klinik gigi terbaik Mydents Dental Care.

Ditinjau oleh: drg. Nisti Yulia

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...