Karies Gigi pada Anak Perlu Pengobatan Khusus

Karies Gigi pada Anak Perlu Pengobatan Khusus

Daftar Isi

Risiko karies gigi pada gigi susu anak lebih besar daripada pada gigi permanen pada orang dewasa. Sebab, lapisan enamel sebagai pelindung terluar pada gigi susu lebih tipis dan lunak daripada gigi permanen.

Perhatikan bahwa pengobatan karies yang dialami buah hati membutuhkan tindakan khusus. Bahkan, terdapat spesialis yang secara khusus menangani kondisi ini, yaitu Spesialis Kedokteran Gigi Anak (Sp. KGA).

Pemeriksaan rutin dapat mendeteksi adanya tanda awal karies gigi pada anak. Menurut Stanford Medicine Children’s Health, kunjungan pertama anak ke dokter gigi adalah 6 bulan setelah gigi pertama tumbuh, atau paling lambat saat anak berusia 12 bulan.

Anak yang notabene masih dalam masa perkembangan, jika mengalami karies gigi dapat mengganggu pertumbuhannya.

Misalnya anak menjadi lebih rewel dari biasanya (emosi tantrum), terlambat berbicara, sulit makan, berat badan turun, hingga kerusakan pada gigi permanen.

Pada kesempatan kali ini, Mydents Dental Care akan membahas masalah karies gigi, khususnya yang terjadi pada anak-anak usia di bawah 12 tahun.

Penyebab Karies Gigi pada Anak

Johns Hopkins menjelaskan beberapa penyebab karies gigi yang terjadi pada anak (di bawah 12 tahun) antara lain sebagai berikut.

1. Sisa Makanan pada Gigi

Penyebab utama karies gigi pada anak adalah sisa makanan pada gigi, terutama makanan yang tinggi karbohidrat berupa gula dan tepung seperti permen, susu, roti, kismis, sereal, soda, dan sebagainya. Sisa makanan ini akan menjadi bahan baku bakteri yang ada di dalam mulut untuk menghasilkan asam yang merusak gigi.

Plak adalah lapisan lengket yang terbentuk dari campuran bakteri, sisa makanan, air liur, dan asam, yang menempel pada permukaan gigi. Jika tidak dibersihkan, plak dapat mengeras menjadi karang gigi yang sulit dihilangkan tanpa bantuan profesional. Untuk mengetahui estimasi biaya pembersihan karang gigi, Anda dapat melihat informasi harga bersihkan karang gigi di klinik gigi ini.

Asam yang dihasilkan oleh bakteri dalam plak akan mengikis lapisan luar gigi (enamel), menyebabkan lubang kecil yang disebut karies, dan menjadi penyebab utama pengikisan enamel yang sering membuat  gigi geraham berlubang.

2. Kebersihan Mulut

Orang tua harus berperan aktif dalam membangun kebiasaan positif menjaga kebersihan gigi dan mulut anak. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, membiarkan plak tertinggal di lapisan enamel tersebut menjadi penyebab utama kerusakan gigi.

Bagaimanapun, tidak menjaga kebersihan mulut juga bisa memunculkan risiko masalah kesehatan mulut lainnya.

Selain karies, anak dan bayi juga rentan terhadap masalah mulut seperti radang dan sariawan.

3. Faktor Genetik

Faktor genetik nyatanya berpengaruh dalam meningkatkan risiko karies gigi pada anak.

Sebab, anak yang memiliki enamel gigi susu bawaan lebih tipis, berisiko lebih tinggi daripada anak yang memiliki enamel tebal.

Faktor genetik juga memiliki andil dalam bentuk dan ukuran gigi anak.

Genetik juga mempengaruhi jumlah dan kualitas air liur. Air liur berperan penting dalam membersihkan sisa makanan dan menetralkan asam di mulut. Anak dengan produksi air liur yang rendah atau komposisi air liur yang kurang optimal memiliki risiko lebih tinggi terkena karies.

Gejala Karies Gigi pada Anak

Mengetahui gejalanya bertujuan mengidentifikasi lebih awal untuk penanganan yang paling efektif dan efisien.

1. Warna

Children’s Hospital of Philadelphia (CHoP), menjelaskan secara rinci bahwa gejala karies pada anak yang paling jelas adalah dari perubahan warna.

Pertama, muncul bintik putih pada gigi anak sebagai tanda awal kerusakan, lalu lubang kecil mulai terbentuk yang ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat muda. Kondisi ini terjadi sebelum gigi mengalami kerusakan yang lebih parah, seperti reges gigi atau gigis benar-benar terlihat.

Secara bertahap, warna gigi berlubang tersebut akan berubah menjadi lebih gelap, berubah menjadi coklat tua atau hitam, dengan kavitasi atau lubang yang tampak kasat mata. 

2. Rewel

Lubang pada lapisan luar atau enamel gigi anak memungkinkan bagian dalam gigi yaitu lapisan dentin, menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan dari luar, seperti makanan atau minuman dingin dan manis. Kondisi ini dikenal sebagai gigi sensitif, yang sering menimbulkan rasa sakit. Akibatnya,  anak akan merasa tidak nyaman dan lebih rewel dari biasanya.

Orang tua yang setiap hari dan setiap waktu bersama buah hati, pasti akan menyadari perubahan sikap dan perilaku anak mereka. Misalnya anak menjadi tidak mau makan, sering menangis tanpa sebab, tidak mau minum susu, tidur terganggu, dan sebagainya.

Gejala rewel pada bayi bisa menjadi tanda bahwa bayi tumbuh gigi. Namun, penting untuk membedakan antara rewel akibat mengalami gigi karies atau akibat tumbuh gigi baru. Saat bayi tumbuh gigi, biasanya ia merasa tidak nyaman, gusi bengkak, dan sering menggigit-gigit benda untuk meredakan rasa sakit. Di sisi lain, jika rewel disebabkan oleh karies, bayi mungkin mengalami rasa sakit yang lebih tajam pada gigi yang berlubang, dan sering menangis saat makan atau minum.

3. Tanpa Gejala

Setiap anak itu spesial, mungkin Anda melihat seperti tidak ada gejala perubahan warna pada gigi buah hati Anda. Anak Anda juga mungkin tidak merasakan sakit atau nyeri, serta tidak menunjukkan perubahan perilaku yang membuatnya lebih rewel.

Sampai pada akhirnya, setelah melakukan kontrol ke dokter gigi spesialis anak, dokter gigi menemukan tanda-tanda bahwa anak sedang mengalami proses karies pada tahap awal.

Dengan kata lain, gejala yang tak terlihat dapat diantisipasi dengan rutin membawa buah hati kontrol ke pedodonti Mydents.

Membiarkan Karies Gigi pada Anak

Sebagai orang tua, wajib untuk bersikap bijak, kalau sudah melihat adanya gejala, meskipun anak tidak rewel atau mengaduh, sebaiknya tetap segera konsultasikan ke dokter gigi dan lakukan pengobatan.

Bukan tanpa alasan, membiarkan karies gigi tanpa penanganan dapat menjadi sangat berbahaya terutama untuk tumbuh-kembang si kecil.

1. Terlambat Bicara

Faktanya, kerusakan gigi yang terjadi sejak kecil dapat mengganggu perkembangan bicara anak. Lebih spesifik lagi pada gangguan artikulasi atau gangguan fonasi.

Susunan gigi yang rapi dan sehat merupakan salah satu faktor penting yang mendukung anak untuk berbicara lebih cepat dan jelas. Hal ini membantu anak dalam mengucapkan kata-kata dengan baik, sehingga bahasa yang mereka gunakan lebih mudah dipahami oleh orang dewasa.

2. Sulit Makan/Minum

Seringkali kerusakan pada gigi dibarengi dengan rasa nyeri dan sakit, dan kadang juga menyebabkan masalah lain seperti radang atau sariawan di area mulut. Kondisi ini membuat anak cenderung makan dan minum dalam jumlah sedikit.

Kurangnya asupan makanan dan minuman  memicu mulut kering karena produksi ludah atau air liur berkurang. Kondisi mulut kering ini justru mempercepat pertumbuhan bakteri jahat yang dapat mempercepat  kerusakan gigi dan memicu komplikasi lebih lanjut di dalam mulut.

3. Rewel atau Sering Tantrum

Karies pada gigi anak dapat menyebabkan ketidaknyamanan di area mulut, sehingga membuat anak menjadi lebih rewel atau tantrum. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, anak juga berisiko mengalami gangguan tidur. 

Dampak seperti ini cukup berbahaya, karena secara langsung mempengaruhi  pertumbuhan dan perkembangan buah hati.

4. Penurunan Berat Badan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, karies gigi pada anak dapat menyebabkan anak sulit makan atau minum sehingga asupan nutrisinya berkurang. Ketidaknyamanan atau rasa nyeri akibat karies juga sering membuat anak menjadi rewel dan sulit tidur. Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa karies gigi pada anak dapat mengakibatkan penurunan berat badan.

5. Kerusakan Gigi Permanen

Karies pada gigi susu tidak hanya berdampak pada kesehatan gigi sementara, tetapi juga dapat memengaruhi pertumbuhan gigi permanen. Infeksi yang disebabkan oleh karies dapat menyebar ke akar gigi susu, yang berada dekat dengan gigi permanen yang sedang berkembang. Hal ini dapat mengganggu proses pembentukan gigi permanen, menyebabkan pertumbuhan gigi yang tidak normal, seperti gigi berlubang sejak tumbuh atau susunan gigi yang berantakan.

Beranggapan bahwa gigi susu akan tanggal dan kemudian digantikan dengan gigi permanen baru, lalu membiarkan karies gigi tanpa perawatan, merupakan tindakan yang sembrono. Gigi susu yang rusak atau hilang terlalu dini akibat karies dapat mempengaruhi posisi tumbuhnya gigi permanen. Gigi permanen yang tumbuh di ruang yang tidak ideal karena kehilangan gigi susu berisiko mengalami masalah gigi berjejal atau susunan gigi yang tidak rapi. 

Untuk mencegah dampak tersebut, menjaga kesehatan gigi susu dan segera menangani karies sejak dini sangatlah penting. Segera dapatkan perawatan atau obat karies gigi pada balita sesuai rekomendasi dari dokter gigi spesialis anak.

Cara Mengatasi Karies Gigi pada Anak

Diagnosis karies gigi pada anak mencangkup pemeriksaan riwayat lengkap kesehatan mulut, pemeriksaan rongga mulut oleh dokter, dan pemindaian gigi menggunakan sinar x. Jika hasil diagnosa menunjukkan adanya karies, dokter akan menyarankan beberapa metode pengobatan, antara lain:

1. Restorasi Langsung

Penanganan karies gigi pada anak tergantung pada gejala, usia, kebersihan mulut, dan kondisi kesehatan anak secara keseluruhan. Misalnya cara menghilangkan karies gigi pada anak 1 tahun mungkin berbeda dengan anak yang lebih besar.

Salah satu metode yang sering digunakan adalah restorasi langsung, yaitu  pengobatan yang hanya membutuhkan satu kali kunjungan. Umumnya metode ini digunakan untuk menangani karies yang belum parah, dan dapat segera diatasi dengan tambal gigi.

Namun, untuk kasus tertentu, dokter gigi mungkin menyarankan metode konservatif, seperti:

  1. Pembuangan/pembersihan plak yang menempel di gigi
  2. Pembersihan karang gigi yang mengeras (jika ada)
  3. Melakukan remineralisasi gigi untuk memperkuat enamel.
  4. Pemasangan sealant gigi untuk melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut.

2. Restorasi Tidak Langsung

Sedangkan restorasi tidak langsung merupakan pengobatan yang membutuhkan dua kali atau lebih kunjungan. Metode ini dilakukan untuk menangani kerusakan gigi yang lebih parah atau kompleks, di mana bahan restorasi dibuat di laboratorium sebelum dipasang pada gigi. 

Restorasi tidak langsung pada anak dapat mencakup mahkota gigi (crown) untuk melindungi gigi susu yang rusak parah atau gigi permanen yang baru tumbuh, sedangkan inlay, onlay, dan bridge lebih jarang digunakan karena sifat sementara gigi susu. 

Untuk mencegah terjadinya karies gigi pada anak, orang tua sebaiknya mulai membiasakan kebiasaan positif menjaga kebersihan gigi sejak gigi pertama anak tumbuh, yang biasanya terjadi sekitar usia 6 bulan hingga 1 tahun. 

Obat karies gigi pada anak berkaitan dengan pencegahan. Mengapa? karena begitu lapisan enamel gigi rusak atau tererosi, kerusakan tersebut tidak bisa diperbaiki atau dikembalikan seperti semula. 

Prosedur Pengobatan Karies pada Anak

Perhatikan bahwa prosedur pengobatan karies antara orang dewasa dan anak itu berbeda. Perbedaan utama antara pengobatan karies gigi pada anak dan dewasa terletak pada jenis gigi yang dirawat dan tahap perkembangan gigi tersebut. Pada orang dewasa, jika karies mencapai bagian dalam gigi, prosedur seperti saluran akar atau pencabutan gigi lebih umum dilakukan karena gigi permanen sudah sepenuhnya tumbuh. 

Sementara itu, pada anak, gigi yang rusak biasanya adalah gigi susu, yang nantinya akan digantikan dengan gigi permanen. Oleh karena itu, prosedur seperti saluran akar atau pencabutan gigi pada anak hanya dilakukan dalam kasus yang sangat parah. Pada anak, lebih sering dilakukan penambalan atau perawatan pencegahan seperti penggunaan fluoride untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.

Jika tindakan langsung diperlukan, prosedurnya adalah penambalan gigi (dental filling). Dengan menutup lubang pada gigi, penambalan dapat memberi kenyamanan pada anak, mencegah rasa sakit sehingga anak mendapatkan asupan makanan/minuman yang cukup.

Dalam pemeriksaan, orang tua akan mendapat rekomendasi dokter gigi terkait pola perawatan yang tepat untuk menjaga kesehatan buah hatinya, sesuai dengan usia dan kondisi gigi mereka.

Jadwalkan kontrol ke dokter gigi untuk mendapatkan rekomendasi mengenai produk sikat gigi dan pasta gigi khusus yang sesuai dan aman untuk anak. Dengan demikian, orang tua dapat merasa lebih tenang dan yakin bahwa mereka sudah memberikan perawatan gigi yang terbaik untuk buah hati mereka.

Demikian penjelasan mengenai karies gigi pada anak. Tentunya setiap orang tua ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya dan tidak ingin mengambil risiko, kan? Yuk konsultasi ke dokter gigi spesialis anak yang profesional di Mydents Dental Care.

Ditinjau oleh: drg. Nisti Yulia

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...