Penyebab Gigi Anak Tumbuh di Belakang Gigi Depan dan Cara Mengatasi

Daftar Isi
Kondisi gigi anak tumbuh berlapis memiliki beberapa istilah lain, seperti; gigi persistensi atau shark teeth. Gigi persistensi atau shark teeth adalah kondisi saat gigi susu tidak tanggal di waktu gigi permanen sudah tumbuh yang memicu kondisi gigi berjejal pada anak.
Hal ini tentu membuat orang tua khawatir dan was-was, iya dong, soalnya kondisi shark teeth dapat mengubah genetik keturunan. Dari hasil penelitian International Journal of Pedodontic Rehabilitation volume 4, hanya sekitar 36,7% yang tidak diturunkan kepada anaknya nanti.
Hyperdontia adalah kondisi kelainan gigi di mana seseorang memiliki jumlah gigi lebih banyak dari biasanya yang diduga berhubungan dengan faktor genetik dan gangguan perkembangan. Gigi ekstra ini dikenal sebagai gigi supernumerary dan dapat muncul di mana saja di lengkung gigi, baik pada rahang atas maupun bawah.
Perhatikan bahwa antara gigi tumbuh di belakang gigi depan yang disebabkan oleh hyperdontia dan karena persistensi gigi susu itu berbeda. Hyperdontia berarti seseorang memiliki jumlah gigi yang lebih banyak. Sedangkan persistensi merupakan gigi susu yang belum tanggal namun gigi pengganti permanen sudah tumbuh, namun jumlah giginya normal.
Umumnya, cara mengatasi gigi tumbuh tidak pada tempatnya dengan menerapkan metode cabut gigi di klinik terbaik Mydents Dental Care. Jika membiarkan gigi berlebihan tersebut, akan berimbas buruk pada tampilan dan kesehatan.
Gigi Permanen Tumbuh di Belakang Gigi Susu
Pada kondisi normal, gigi susu anak nantinya akan lepas dan tergantikan dengan gigi permanen. Namun bagaimana jika sudah tumbuh gigi permanen di belakang gigi susu? Kondisi ini dalam medis secara spesifik disebut sebagai persistensi gigi sulung atau dikenal juga sebagai shark teeth.
Journal of Clinical Pediatric Dentistry mendefinisikan persistensi gigi sebagai kondisi di mana gigi susu (primer) tetap berada di tempatnya meskipun gigi permanen penggantinya seharusnya sudah tumbuh lebih dari satu tahun sebelumnya. Dalam medis istilahnya adalah Persistent Primary Teeth atau persistensi gigi susu.
Kondisi ini biasanya terjadi karena gigi permanen mulai mendorong gigi susu dengan melarutkan akar gigi susu agar dapat tanggal. Namun, jika akar gigi susu belum sepenuhnya larut, gigi susu tetap bertahan di tempatnya meskipun gigi permanen sudah tumbuh dan muncul di luar garis gusi.
Kondisi tersebut kalau dibiarkan dapat mengakibatkan gigi permanen nantinya tumbuh tidak sejajar dengan gigi lainnya, hingga gigi tumbuh di tempat yang tidak seharusnya atau gigi anak tumbuh miring.
Akibat Membiarkan Persistensi Gigi
Jika persistensi gigi atau shark teeth dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat menyebabkan perubahan struktur rahang dan masalah genetik di masa mendatang. Anak-anak dari individu yang mengalami persistensi gigi memiliki kemungkinan lebih dari 50% untuk mewarisi kondisi serupa, menunjukkan adanya faktor genetik yang berperan dalam kasus ini.
Di sisi lain, anak yang mengalami persistensi gigi dapat menghadapi dampak langsung seperti sakit gigi, kesulitan menjaga kebersihan gigi, risiko gigi berlubang, hingga peningkatan masalah pada mulut dan gigi secara keseluruhan. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi susunan gigi permanen sehingga bisa mengganggu fungsi mengunyah dan estetika (gigi berantakan) jika tidak segera ditangani.
Oleh sebab itulah, jika mendapati gejala awal shark teeth pada anak, segera konsultasikan ke dokter gigi untuk mendapatkan arahan dan penanganan yang tepat, apalagi kalau disertai dengan keluhan rasa sakit atau nyeri dari anak.
Antara perawatan gigi dewasa dan anak berbeda. Bingung mencari klinik gigi yang memberi perawatan gigi anak? Mydents Dental Care menjadi pilihan yang tepat, tenaga dokter gigi Spesialis Gigi Anak (Sp. KGA) siap memberi perawatan terbaik untuk buah hati tercinta!
Penyebab Gigi Berlapis pada Anak
Berdasarkan Journal of Clinical Pediatric Dentistry, penyebab persistensi gigi susu atau shark teeth yang paling umum meliputi:
1. Agenesis Gigi Permanen Pengganti
Agenesis gigi merupakan kelainan yang berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhan gigi, di mana satu atau lebih benih gigi permanen tidak terbentuk, sehingga gigi susu tetap bertahan lebih lama dari yang seharusnya. Kondisi ini merupakan malformasi gigi yang cukup umum, diakibatkan oleh faktor genetik hingga paparan zat kimia.
2. Karies Gigi Susu
Karies gigi adalah kerusakan pada gigi yang terjadi akibat bakteri di mulut yang mengubah sisa makanan menjadi asam. Asam ini membuat gigi berlubang dan rapuh. Jika karies pada gigi susu dibiarkan tanpa perawatan, kerusakan bisa semakin parah dan membuat gigi sulit tanggal di waktu yang seharusnya. Akibatnya, gigi tetap yang akan tumbuh bisa terganggu hingga terhambat untuk keluar. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi anak sejak dini dan segera menangani karies sangat penting untuk mencegah masalah di kemudian hari.
3. Trauma pada Gigi Susu
Trauma atau cedera pada gigi susu, seperti terdorong masuk ke gusi (intrusi) atau patah, bisa menghambat proses alami pengikisan akar gigi susu. Hal ini juga dapat menyebabkan gigi susu menyatu dengan tulang rahang (ankilosis), sehingga gigi menjadi sulit lepas dan mengganggu tumbuhnya gigi permanen pengganti.
4. Odontoma, Kista, dan Tumor
Odontoma adalah tumor jinak yang terbentuk dari jaringan gigi, seperti email, atau dentin, dan biasanya berkembang di sekitar akar gigi. Karena melibatkan jaringan gigi, kondisi ini sering juga disebut sebagai “tumor gigi”. Sementara itu, kista gigi adalah kantung berisi cairan yang muncul di sekitar gigi atau gusi. Kedua kondisi ini dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut jika tidak segera ditangani oleh dokter gigi.
5. Impaksi Gigi
Impaksi, yaitu kondisi di mana gigi permanen pengganti terjebak di dalam gusi dan gagal tumbuh ke posisi normal, dapat menyebabkan persistensi gigi susu. Ketika gigi permanen tidak muncul, gigi susu tidak menerima dorongan alami untuk lepas, sehingga tetap bertahan di tempatnya lebih lama dari seharusnya. Kondisi ini memerlukan penanganan untuk mencegah gangguan lebih lanjut pada susunan gigi.
6. Transposisi Gigi
Sesuai dengan namanya, transposisi gigi adalah kondisi dimana dua gigi permanen yang letaknya berdekatan saling bertukar posisinya. Misalnya, gigi taring yang tumbuh di tempat gigi seri samping. Kondisi ini bisa membuat susunan gigi terlihat tidak rapi atau gigi berantakan dan biasanya memerlukan pemeriksaan dokter gigi untuk memastikan perawatannya.
7. Genetik
Erupsi gigi adalah proses keluarnya gigi dari gusi menuju posisi normal dalam rongga mulut. Ketika proses erupsi terlambat, hal ini bisa menyebabkan kelainan seperti persistensi gigi susu. Proses erupsi gigi permanen menggantikan gigi susu idealnya sudah dimulai sejak usia 6-7 tahun, dan berlanjut hingga gigi bungsu tumbuh pada usia sekitar 17-25 tahun. Namun, proses ini bisa terhambat oleh faktor genetik, terutama yang berkaitan dengan masalah pada tulang dan jaringan pendukung gigi. Gangguan tersebut dapat menghalangi tubuh untuk menyerap akar gigi susu, sehingga gigi susu tidak mudah tanggal dan tetap bertahan lebih lama dari seharusnya.
Mengatasi Gigi yang Tumbuh di Gusi Belakang Gigi Susu pada Anak
Lantas, bagaimana cara menghilangkan gigi yang tumbuh di gusi belakang gigi susu yang muncul pada anak-anak?
1. Menunggu
Jika gigi permanen mulai tumbuh sementara gigi susu belum lepas, langkah awal yang sering dilakukan adalah menunggu hingga gigi susu lepas secara alami, terutama jika gigi tersebut sudah goyang. Proses ini memungkinkan gigi permanen tumbuh ke posisi yang benar tanpa perlu tindakan tambahan. Namun, jika gigi susu tidak menunjukkan tanda-tanda akan lepas atau gigi permanen tumbuh di posisi yang tidak seharusnya (seperti “shark teeth“), disarankan segera berkonsultasi dengan dokter gigi.
2. Pemantauan dan Pemeriksaan Rutin
Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan klinis dan radiografis untuk menilai kondisi gigi susu, gigi permanen, dan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini penting untuk menentukan apakah gigi susu masih diperlukan atau harus segera diambil.
3. Penanganan
Jika persistensi gigi susu bebas dari masalah seperti kerusakan atau infeksi dan memiliki struktur gigi serta akar yang kuat, dan akar yang baik, gigi tersebut dapat bertahan di dalam mulut selama bertahun-tahun tanpa masalah. Beberapa penanganan dari dokter gigi untuk mengatasi gigi anak tumbuh di belakang gigi depan anak antara lain: pencabutan gigi, pemasangan space maintainer, palatal expander, kawat gigi, pengecilan ukuran gigi permanen, atau tindakan bedah/operasi.
Sebaliknya, kondisi gigi anak ompong merupakan kebalikan dari shark teeth. Dalam kondisi ini, gigi susu sudah copot, tapi gigi permanen belum tumbuh ke permukaan gusi. Hal ini bisa terjadi karena gigi permanen “terlambat muncul” akibat berbagai alasan, seperti pertumbuhan gigi yang lambat atau adanya hambatan di jalur tempat gigi seharusnya tumbuh. Kondisi ini biasanya membutuhkan pemantauan lebih lanjut oleh dokter gigi untuk memastikan gigi permanen akan tumbuh dengan normal.
Tindakan Preventif Persistensi Gigi Sulung
Terdapat beberapa tindakan preventif atau pencegahan agar tidak terjadi persistensi gigi sulung guna menjaga fungsi gigi normal pada anak.
1. Jadwal Rutin Kontrol ke Dokter Gigi
Bagi orang dewasa dengan kondisi gigi sehat tanpa masalah, setidaknya kontrol rutin minimal 6 bulan sekali. Sedangkan kunjungan anak pertama kali ke dokter gigi menurut American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) sebaiknya dilakukan saat gigi pertama anak mulai tumbuh atau biasanya pada usia sekitar 6 bulan hingga 12 bulan.
2. Menjaga Pola Makan Sehat
Hindari makanan yang bertekstur keras, lengket, dan terlalu manis. Biasakan memilih makanan yang sehat, terutama yang mengandung tinggi kalsium guna memaksimalkan pertumbuhan anak.
3. Membangun Kebiasaan Membersihkan Gigi
Biasakan kebiasaan positif untuk menjaga kebersihan gigi, mulai dari menyikat gigi, menggunakan benang gigi (flossing), hingga menggunakan obat kumur jika diperlukan. Perlu diingat, gigi susu yang tanggal masih ada penggantinya yaitu gigi permanen, namun begitu gigi permanen yang tanggal atau dicabut, tidak ada cara agar gigi bisa tumbuh kembali. Oleh karena itu, mulailah kebiasaan baik ini sejak dini!
Demikianlah informasi gigi anak tumbuh di belakang gigi depan yang juga dikenal sebagai kondisi persistensi gigi susu shark teeth (pada anak). Semoga membantu, ya!
Ditinjau oleh: drg. Nisti Yulia
Alizar (Jain), R. S., Pankey, N., & Paul, P. (2024). Retained Primary Teeth and Their Complication and Treatment: A Case Report. Cureus, 16(8). https://doi.org/10.7759/cureus.67197
Gucyetmez Topal, B., & Tanrikulu, A. (2023). Assessment of permanent teeth development in children with multiple persistent primary teeth. Journal of Clinical Pediatric Dentistry, 47(2), 50–57. https://doi.org/10.22514/jocpd.2023.011
Khushboo, Chatterjee, A., Sarkar, S., & Saha, S. (2021). Non-Syndromic Over Retained Primary Teeth In The Presence Of Permanent Successor Teeth.-A Rare Case Report. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS) e-ISSN, 20(1), 50–58. https://doi.org/10.9790/0853-2001175260
Taran, P., & Ölmez, A. (2019). Prevalence, distribution, and condition of persistent primary teeth in children and adolescents. International Journal of Pedodontic Rehabilitation, 4(2), 50. https://doi.org/10.4103/ijpr.ijpr_32_18
Siap untuk wujudkan senyum idealmu?
Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂





