Apakah Boleh Sikat Gigi saat Puasa di Siang Hari?

Apakah Boleh Sikat Gigi saat Puasa di Siang Hari

Daftar Isi

Sikat gigi saat puasa seringkali menjadi polemik bagi umat Islam, apakah menyikat gigi dapat membatalkan puasa atau tetap boleh menurut syariat? Puasa Ramadan merupakan salah satu ibadah puasa wajib, artinya harus dikerjakan bagi umat Muslim yang telah balig dan dalam keadaan suci.

Di sisi lain, menjaga kebersihan dan kesehatan mulut juga tetap penting untuk dilakukan setiap hari. Ada beberapa cara dasar dalam merawat kesehatan mulut, diantaranya teratur menyikat gigi, berkumur dengan obat kumur, dan membersihkan sela gigi dengan benang flossing.

Selain itu, membersihkan mulut selama puasa dapat menggunakan siwak/miswak; batang atau ranting pohon arak (Salvadora persica) yang sudah dikenal sejak zaman dahulu sebagai alat tradisional untuk membersihkan gigi dan lidah.

Lalu, apa hukum sikat gigi saat puasa atau menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut? Pada kesempatan ini, Mydents Dental Care akan menjabarkan pandangan agama Islam tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut ketika menjalankan ibadah puasa.

Hukum Sikat Gigi saat Puasa

Berdasarkan laman resmi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), terdapat  2 (dua) pandangan utama terkait hukum aktivitas menggosok gigi dan berkumur selama menjalankan ibadah puasa.

1. Sikat Gigi saat Puasa Makruh

Mazhab Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa hukum sikat gigi saat puasa di pagi hari menjelang waktu zuhur adalah makruh. Pandangan ini juga berlaku untuk menjawab pertanyaan apakah boleh sikat gigi saat puasa jam 7 pagi.

Artinya, aktivitas seperti menggosok gigi, berkumur, dan menjaga kebersihan mulut tidak berdosa dan tidak membatalkan puasa jika dilakukan dengan cara yang benar. Meski begitu, akan lebih baik untuk menghindari melakukan aktivitas ini pada pagi atau siang hari selama masih berpuasa.

2. Sikat Gigi saat Puasa Mubah

Sedangkan Mazhab Maliki dan Hanafi berpendapat bahwa menggosok gigi saat  menjalankan ibadah puasa hukumnya mubah (boleh). Namun, meskipun diperbolehkan, sangat penting untuk berhati-hati agar puasa tetap sempurna.

Pasalnya, jika ada sesuatu yang masuk ke mulut dan tertelan, baik tidak sengaja apalagi sengaja, hal tersebut akan membatalkan puasa. Bahkan, seberapa kecil pun bagian yang tertelan, puasa tetap dianggap batal tanpa perbedaan pendapat ulama.

Bolehkah sikat gigi saat puasa? Berdasarkan mazhab-mazhab di atas, tidak ada yang menghukumi menggosok gigi dan berkumur sebagai haram. Melainkan hukumnya adalah makruh, dan akan lebih baik untuk tidak melakukannya pada siang hari saat berpuasa.

Hukum Bersiwak saat Puasa

Berdasarkan hadis riwayat Bukhari No. 1894 dan Muslim No. 1151, menjelaskan bahwa bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak kasturi.

لخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك

Artinya: Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan aroma misik (sebutlah kasturi).

Beranjak dari alasan itu pula, berbagai mazhab dalam Islam menghukumi aktivitas seperti bersiwak atau menggosok gigi saat puasa sebagai makruh atau mubah, bukan sebagai anjuran. Di sisi lain, hukum sunnah justru menyarankan untuk tidak melakukan aktivitas ini saat puasa.

Jadi, menyikat gigi dan bersiwak saat puasa mendapat hukum yang sama, yaitu makruh dan mubah.

Kemuliaan Membiarkan Bau Mulut saat Puasa

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan, termasuk kebersihan mulut. Namun, di sisi lain, terdapat hadis sahih yang menyebutkan bahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan aroma minyak kasturi. 

Kontradiksi ini menimbulkan argumentasi di kalangan para ulama, bukan untuk mencari mana yang baik atau buruk, melainkan mencari yang lebih utama  di antara dua hal yang sama-sama baik.

Melalui laman resmi Organisasi Nahdlatul Ulama, Allah memberikan fadilat atau kemuliaan untuk bau mulut orang yang berpuasa dengan pahala yang begitu besar. Oleh karena itu, sebagian ulama, seperti dalam Mazhab Syafi’i, menghukumi  makruh untuk menghilangkan bau mulut, sebab besar-kecilnya pahala puasa sering kali dikaitkan dengan besarnya beban yang dijalani.

Sedangkan pendapat dari Syekh ‘Izzuddin dalam Maqâshid ash-Shaum, menggunakan  analogi (pendekatan) qiyas. Beliau berpendapat, jika bau mulut saja diberi keutamaan, maka aroma harum yang dihasilkan dari menjaga kebersihan mulut tentu mendapatkan apresiasi yang lebih besar di sisi Allah.

Pada akhirnya, mayoritas  ulama justru cenderung menggunakan qiyas ini, karena sesuai dan dekat dengan kehidupan sosial masyarakat. Membersihkan mulut dengan sikat gigi atau siwak saat puasa diperbolehkan, asalkan dilakukan dengan memahami batasan-batasan yang telah ditentukan oleh syariat, seperti memastikan tidak ada yang tertelan.

Batas Sikat Gigi saat Puasa

Abi Zakriya Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi dalam kitab al-Majmu’ (Maktabah al-Irsyad) menjelaskan bahwa sikat gigi dan bersiwak saat puasa membutuhkan kehati-hatian dan ketelitian yang sangat tinggi.

Pasalnya, jika ada satu tetes air, pasta gigi, bulu dari sikat gigi, kayu siwak terkelupas, atau rasa yang tertelan ke kerongkongan akan membuat ibadah puasa di hari itu menjadi batal.

Kapan waktu yang tepat sikat gigi saat puasa? Jadi, waktu terbaik untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut berdasarkan penjelasan hukum dan batasan di atas adalah:

1. Sikat Gigi sebelum Imsak

Waktu utama menyikat gigi adalah setelah sarapan dan sebelum tidur. Namun saat puasa, Anda hanya akan makan sekali di pagi hari sebelum waktu imsak, dan makan kedua kali setelah azan magrib.

Maka dari itu, waktu terbaik untuk membersihkan dan menjaga kesehatan mulut secara maksimal adalah setelah makan sahur dan sebelum imsak. Pada waktu ini, Anda disarankan untuk: sikat gigi dengan pasta gigi, berkumur dengan obat kumur, dan  menghilangkan sisa makanan di sela gigi dengan flossing menggunakan benang gigi.

Hindari tidur setelah sahur, karena dapat berpengaruh pada kesehatan karena memicu asam lambung dan membuat mulut terasa tidak nyaman. Anda dapat beraktivitas seperti olahraga ringan, mandi, dan beribadah untuk memaksimalkan kualitas diri di bulan puasa.

2. Bersiwak saat Siang

Umumnya, kondisi bau mulut dan mulut kering akan terasa ketika memasuki waktu siang dan sore. Disarankan untuk istirahat/tidur setelah salat zuhur, hal ini baik untuk menjaga metabolisme tubuh saat cuaca sedang panas dan terik.

Jika Anda merasa kurang nyaman dengan kondisi mulut, sebagaimana hukum di atas boleh untuk melakukan pembersihan pada gigi dan mulut. Apakah boleh sikat gigi pakai odol saat puasa? Boleh, tetapi agar aman sebaiknya sikat gigi tanpa pasta gigi, atau alternatif lain adalah menggunakan siwak karena tidak memerlukan air sehingga tidak perlu berkumur dan tetap efektif membersihkan mulut.

Berkumur dengan air saat berwudhu diperbolehkan, tetapi disarankan untuk melakukannya secara minimal dan hati-hati agar air tidak masuk ke kerongkongan. Mengurangi aktivitas berkumur secara berlebihan juga membantu menjaga keutuhan puasa.

Kondisi Khusus Sikat Gigi saat Puasa

Ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan oleh setiap Muslim ketika melakukan aktivitas bersiwak atau sikat gigi saat puasa. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda: 

لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة

Artinya: Kalau saja aku tidak memberatkan umatku, niscaya pasti aku perintahkan mereka untuk bersiwak di setiap shalat. (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas menegaskan pentingnya  menjaga kebersihan, termasuk kebersihan mulut, saat menunaikan ibadah. 

Meski begitu, ada beberapa kondisi khusus yang mungkin akan Anda alami saat  adaptasi mengubah kebiasaan di Bulan Ramadan, seperti:

1. Merasa Ragu setelah Sikat Gigi

Jika Anda merasa ragu atau tidak yakin mengenai puasa setelah menyikat gigi, sebaiknya tidak menyikat gigi selain setelah sahur dan berbuka.

Keyakinan yang tidak ada keraguan di dalamnya saat menjalankan ibadah puasa sangatlah penting. Sebab, menurut pandangan ulama, hukum membersihkan rongga mulut dengan sikat gigi adalah makruh dan mubah, maka apabila terdapat keraguan dalam menjaga batasan sikat gigi sebaiknya tidak melakukannya.

2. Berada dalam Pengobatan Tertentu

Orang yang sedang dalam pengobatan tertentu dan kondisinya dapat memburuk jika berpuasa maka diperbolehkan untuk tidak puasa. Hal ini sesuai dengan prinsip syariat yang menyatakan bahwa Islam tidak memberatkan umatnya, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Baqarah (2:185): (…dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain…)

Puasa Ramadan adalah puasa wajib, sehingga orang sakit yang tidak mampu berpuasa karena alasan medis, mereka harus menggantinya dengan qadha atau membayar fidyah sesuai dengan ketentuan syariat.

Dokter yang meresepkan obat sudah mempertimbangkan manfaat yang lebih besar dibandingkan efek samping yang mungkin muncul. Begitu pula dengan puasa bagi orang sakit. Jika puasa tidak memperburuk kondisi kesehatan, maka mereka tetap wajib menjalankannya. Namun, jika puasa dapat memperburuk kondisi, mereka diperbolehkan untuk berbuka demi menjaga kesehatannya.

3. Saran Dokter untuk Tidak Berpuasa

Ilmuwan dan dokter adalah profesional yang memiliki pengetahuan mendalam terkait bidangnya masing-masing. Dokter spesialis, seperti spesialis penyakit mulut, memiliki keahlian khusus dalam menangani masalah kesehatan tertentu, termasuk yang berkaitan dengan rongga mulut.

Maka dari itu, saran yang diberikan oleh dokter, terutama dalam konteks kesehatan dan ibadah, dapat menjadi pertimbangan penting untuk menentukan apakah Anda dapat berpuasa, perlu menyikat gigi saat puasa, atau menjalani perawatan tertentu yang mempengaruhi ibadah.

Pertimbangkan untuk periksa ke dokter gigi jika Anda memiliki kondisi kesehatan khusus, seperti harus mengkonsumsi obat, atau mengoleskan obat topikal ke rongga mulut.

Mengatasi Bau Mulut saat Puasa

Masalah mulut paling umum yang muncul selama menunaikan ibadah puasa adalah bau mulut. Untuk mengantisipasinya cukup mudah, baik persiapan saat sahur, ketika berpuasa, dan setelahnya.

1. Persiapan saat Sahur

Fokus untuk membersihkan mulut secara keseluruhan. Anda dapat menyikat gigi dengan pasta gigi, membersihkan lidah, berkumur dengan obat kumur bebas alkohol agar mulut tidak kering, dan menggunakan benang gigi untuk memastikan tidak ada sisa makanan yang tertinggal.

2. Ketika Berpuasa

Saat berpuasa sebagaimana penjelasan di atas, Anda dapat menggunakan siwak atau sikat gigi (tanpa pasta gigi). Atau membiarkan bau mulut jika ragu dan lebih nyaman.

3. Setelah Buka Puasa

Setelah berbuka, pastikan Anda membersihkan gigi dan mulut seperti biasa. Jika masalah bau mulut berlanjut, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter gigi untuk mengetahui penyebab utama bau mulut. Jika penyebabnya karang gigi, dokter gigi bisa menerapkan metode scaling pembersihan sesuai kondisi Anda.

Kabar baiknya, klinik gigi terbaik Mydents Dental Care menyediakan layanan mulai pukul 09.00 pagi sampai 21.00 malam, memberikan waktu yang fleksibel untuk menjaga kesehatan mulut Anda selama Ramadhan.

Kesimpulan

Apakah boleh sikat gigi saat puasa? Hukum sikat gigi ketika puasa adalah makruh karena pada dasarnya setiap benda yang memiliki kemungkinan masuk melewati kerongkongan dapat menyebabkan batalnya puasa, siwak/bersiwak juga mendapat hukum yang sama. Oleh karena itu, perlu dipahami batasan apa saja agar tidak membatalkan ibadah puasa.

Batasan-batasan tersebut yaitu tidak berkumur secara berlebihan, berhati-hati agar tidak ada air, pasta gigi, atau benda asing yang tertelan.

Berapa kali sebaiknya sikat gigi saat puasa? Anda dapat membersihkan gigi dan mulut pada saat setelah sahur dan berbuka (2x sehari). Sedangkan pada siang hari Anda dapat menggunakan siwak atau menyikat gigi tanpa pasta gigi, dengan catatan melakukannya secara hati-hati.

Jika bau mulut berlanjut atau terasa mengganggu, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter gigi terbaik seperti Mydents Dental Care yang menyediakan layanan hingga pukul 21.00 setiap harinya, memberikan fleksibilitas untuk konsultasi selama Ramadhan.

Dengan bantuan tenaga profesional, Anda dapat meminimalisir sekaligus mengatasi sumber masalah bau mulut. Sehingga membuat ibadah puasa Anda lebih nyaman dan khusyuk.

Demikian penjelasan sikat gigi saat puasa, semoga membantu!

Ditinjau oleh: drg. Nisti Yulia

Siap untuk wujudkan senyum idealmu?

Yuk konsultasi dengan dokter gigi ahli kami 🙂

Hubungi Kami disini...