Waspada! Ini Dia 8 Ciri Infeksi Setelah Cabut Gigi!
Daftar Isi
Anjuran untuk kontrol kesehatan gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali bukanlah tanpa alasan. Gigi yang tidak terawat dengan baik secara berkala tentunya akan menimbulkan berbagai keluhan, yang tidak jarang berujung kepada keharusan untuk mencabut gigi yang bermasalah tersebut. Lalu, bagaimana ciri infeksi setelah cabut gigi yang bisa terjadi, penanganan apa saja yang dapat dilakukan apabila telah terjadi infeksi, serta macam pencegahan yang dapat dilakukan, artikel ini akan membahasnya lebih lanjut.
Ciri Infeksi Setelah Cabut Gigi
Infeksi yang umum terjadi setelah prosedur pencabutan gigi antara lain pendarahan lebih dari 2×24 jam, rasa nyeri hebat, pembengkakan yang menyebabkan adanya nanah dari tempat bekas pencabutan, bau mulut lebih terasa, demam. Berikut akan dijelaskan beberapa gejala infeksi setelah cabut gigi:
Pendarahan.
Setelah gigi dicabut, pendarahan wajar terjadi yang berlangsung selama beberapa jam. Dalam masa tersebut, proses pembekuan darah mulai berlangsung, dimana trombosit akan membentuk sumbatan agar pendarahan dapat berhenti, lalu fibrin akan membentuk gumpalan yang akan menutup luka.
Pada beberapa pasien, darah tak kunjung berhenti setelah cabut gigi, sehingga hal ini dapat membuat rasa tidak nyaman. Hal tersebut terjadi akibat proses pembekuan darah tidak berjalan secara sempurna. Tindakan untuk mengatasi pendarahan ini akan dijelaskan lebih lanjut pada poin berikutnya.
Rasa nyeri
Ketika efek obat bius mulai habis, umumnya pasien akan merasakan nyeri yang akan berlangsung selama satu hingga dua hari dengan intensitas nyeri yang menurun secara bertahap. Apabila rasa nyeri tersebut berlangsung lebih lama tanpa adanya pengurangan yang signifikan, serta diiringi oleh pembengkakan atau pendarahan pada gusi, maka dapat dipastikan telah terjadi infeksi.
Pembengkakan
Pada dasarnya, gusi bengkak setelah cabut gigi adalah hal yang wajar, dan berlangsung selama satu sampai tiga hari, yang dapat berangsur mereda dan hilang setelah dilakukan kompres es batu, makan makanan yang bertekstur lembut, serta istirahat yang cukup.
Pembengkakan yang berlangsung lebih dari tiga hari merupakan ciri infeksi setelah cabut gigi yang dapat diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain alergi terhadap obat / substansi tertentu, gangguan sendi rahang, malanutrisi atau penyebab lain.
Demam
Salah satu respon alami tubuh dalam melawan infeksi adalah demam. Demam yang muncul pasca pencabutan gigi biasanya merupakan gejala infeksi yang menyertai peradangan pada soket. Obat analgesik yang telah diresepkan dokter gigi biasanya mampu meredakan nyeri sekaligus demam setelah cabut gigi.
Keluar nanah
Nanah yang keluar dari bekas cabut gigi merupakan cairan yang terbentuk apabila sistem imun tubuh sedang bekerja melawan serangan bakteri penyebab infeksi. Biasanya, nanah akan terkumpul dan menggumpal menjadi abses. Namun tak jarang, nanah tersebut dapat mengalir keluar.
Bau mulut
Salah satu akibat dari infeksi bakteri pada gusi yaitu bau mulut yang tidak sedap, bahkan setelah berkumur sekalipun. Kumpulan bakteri yang terkonsentrasi pada suatu luka dan membuat adanya nanah akan dapat menyebabkan bau tidak sedap.
Sulit membuka mulut atau menelan
Masih berkaitan dengan peradangan dan pembengkakan pada gusi akibat infeksi, beberapa orang mungkin akan mengalami kesulitan untuk membuka mulut atau bahkan sulit menelan. Biasanya ini merupakan efek setelah cabut gigi geraham bawah yang dapat dialami oleh beberapa pasien.
Infeksi telinga atau sinus
Terdapat beberapa kasus dimana pasien mengalami sakit telinga atau sinus pasca menerima tindakan pencabutan gigi. Penyebabnya yaitu infeksi yang terjadi pada soket dan telah menyebar ke organ sekitarnya, dalam hal ini adalah saluran sinus atau telinga.
Selain itu, terdapat ciri infeksi setelah cabut gigi yang harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit, yaitu sepsis. Sepsis setelah cabut gigi umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas. Jika tidak segera tertangani maka dapat berakibat fatal.
Umumnya, infeksi setelah cabut gigi muncul beberapa hari atau bahkan beberapa minggu setelah dilakukan tindakan, sehingga sebagai tindakan pencegahan, bagi setiap orang yang telah mendapatkan prosedur pencabutan gigi diharapkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter gigi yang menangani sebelumnya.
Dry Socket
Umumnya, infeksi yang terjadi pada lubang tempat gigi dicabut adalah karena adanya dry socket. Fungsi gumpalan darah yang terbentuk setelah proses cabut gigi adalah untuk menutup lubang di tempat bekas gigi yang dicabut, melindunginya dari infeksi. Dry socket terjadi apabila gumpalan darah terlepas dari tempatnya sebelum rahang sembuh.
Akibatnya, tulang alveolar dan saraf dapat terpapar oleh makanan atau sisa makanan yang mengendap, sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Pemulihan pun akan berlangsung lebih lambat. Apabila gejala dry socket diabaikan dan dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, maka infeksi dapat berkembang menjadi lebih parah.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan proses penggumpalan darah menjadi tidak sempurna dan dapat berujung kepada infeksi, antara lain :
1. Pencabutan gigi sulit dan traumatik.
Tak jarang dokter gigi harus melakukan tindakan pencabutan terhadap gigi dengan posisi yang tidak normal, adanya abses di sekitar gigi tersebut, gigi rusak akibat trauma, dan beberapa penyebab penyulit lainnya. Hal ini menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan proses penggumpalan darah setelah gigi tersebut dicabut.
2. Berkumur terlalu kuat setelah pencabutan gigi.
Berkumur terlalu kuat dapat menyebabkan tekanan terhadap gumpalan darah yang baru saja terbentuk, sehingga dapat menyebabkan terlepas.
3. Tingkat kebersihan mulut yang buruk.
Kondisi mulut yang higienis baik sebelum, sedang dan setelah pencabutan adalah hal yang harus dipenuhi. Apabila gaya hidup pasien selama ini kurang sehat, tidak menjaga kebersihan mulut, maka peluang terjadinya infeksi setelah cabut gigi menjadi cukup besar.
4. Pasien memiliki riwayat dry socket sebelumnya.
5. Kebiasaan merokok.
6. Penggunaan pil kontrasepsi.
Tipe-tipe Infeksi Setelah Cabut Gigi
Selain abses gigi, terdapat beberapa tipe infeksi yang kerap ditemui pada pasien yang telah mengalami tindakan pencabutan gigi. Berikut ini adalah beberapa tipe infeksi yang umum terjadi setelah cabut gigi:
1. Abses
Ketika bakteri menyerang jaringan lunak di sekitar area soket atau tulang rahang, maka akan terbentuklah abses yang merupakan kumpulan nanah. Gejala umum yang menyertainya adalah nyeri hebat, demam, rasa terbakar pada gusi, bau mulut, rasa pahit atau pedas pada mulut.
Dokter gigi biasanya akan melakukan tindakan pengurasan abses dan pemberian antibiotik. Infeksi jenis ini tidak dapat diremehkan, karena jika tidak tertangani dengan baik, maka infeksi akan menyebar ke area lain di tubuh penderita dan dapat berakibat fatal.
2. Osteomyelitis
Osteomyelitis adalah infeksi tulang alveolar yang terjadi setelah pencabutan gigi. Infeksi ini termasuk jarang terjadi, namun apabila terjadi dapat berakibat serius.
Infeksi ini dapat terjadi apabila terdapat bakteri yang masuk pada soket hingga mencapai tulang. Gejala infeksi ini sama dengan gejala abses yang telah tersebut di atas, selain itu juga dapat merasakan pusing yang berlebih
3. Infeksi sinus
Pencabutan gigi bungsu pada rahang atas terkadang menimbulkan infeksi sinus maksilaris. Hal tersebut dapat terjadi karena posisi sinus maksilaris yang dekat dengan letak gigi bungsu. Walaupun ini jarang terjadi, jika lubang bekas cabut gigi meninggalkan area sinus yang terbuka maka infeksi sinus pun terjadi. Infeksi jenis ini dapat sembuh dalam jangka waktu dua hingga empat minggu.
Penanganan dan Pencegahan Infeksi Setelah Cabut Gigi
Ciri infeksi setelah cabut gigi biasanya muncul beberapa hari setelah tindakan dilakukan. Namun, ada beberapa infeksi yang dapat terjadi bahkan setelah tiga hingga empat minggu setelah prosedur pencabutan gigi dilakukan. Perlu digaris bawahi bahwa mengikuti anjuran dan menjauhi larangan dari dokter gigi pasca pencabutan gigi adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap pasien sebagai bentuk pencegahan dini terhadap segala jenis infeksi yang dapat terjadi.
Berikut ini adalah beberapa hal pencegahan yang dapat dilakukan pasien agar terhindar dari infeksi:
- Selalu menjaga kebersihan gigi dan rongga mulut, caranya adalah dengan rutin membersihkan sisa makanan yang menempel pada gigi sebagai upaya untuk melindungi soket dari kontaminasi.
- Makan makanan dengan tekstur lembut dan mengonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup agar pendarahan pasca pencabutan dapat berhenti dengan cepat. Hindari makan makanan padat agar soket dapat terlindungi.
- Minum antibiotik dan analgesik dengan dosis yang telah diresepkan oleh dokter gigi. Antibiotik berfungsi untuk dapat membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi, sedangkan analgesik adalah pereda nyeri yang dapat meringankan rasa sakit pasca pencabutan gigi.
- Tidak merokok.
- Apabila terjadi pembengkakan, pasien dapat melakukan perawatan dengan menggunakan kompres dingin pada bagian luar (pipi) agar dapat mengurangi keluhan.
Cara mengobati infeksi setelah cabut gigi yang terbaik adalah dengan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan dokter gigi yang telah menangani prosedur pencabutan gigi sebelumnya. Beberapa tindakan penanganan yang dapat dilakukan, bergantung pada tingkat keparahan yang terjadi yaitu:
- Drainase. Pengobatan untuk infeksi bakteri yang telah menjadi abses yang membesar adalah dengan cara melakukan pengurasan atau pengeringan abses. Dokter akan membuat sayatan pada abses hingga nanah yang terkumpul dapat mengalir keluar. Setelah nanah terkuras habis, dokter akan membersihkan area bekas abses tersebut.
- Irigasi dry socket. Pemberian jaringan nekrotik dengan hidrogen peroksida, lalu diletakan bahan antiseptik seperti eugenol menggunakan kassa di daerah bekas pencabutan, sampai beberapa hari. Kassa diganti setiap 1-2 hari selama 1 minggu. Dan pasien diberikan obat anti nyeri. Dan selanjutnya bisa kontrol kembali ke dokter gigi untuk dilakukan pemeriksaan.
Penting bagi kita untuk dapat mengenali ciri infeksi setelah cabut gigi agar dapat segera dilakukan tindakan penanganan atau pengobatan secara dini. Jika masih ragu tindakan apa saja yang harus dilakukan jika terjadi infeksi, jangan tunggu lebih lama lagi untuk segera konsultasi dengan dokter gigi, seperti Mydents Dental Care, untuk mendapatkan saran dan perawatan yang sesuai.
Ditinjau oleh: drg. Sarah Putri Abellysa